Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan program pembangunan satu juta rumah per tahun dapat mencegah penumpukan kawasan kumuh di kota-kota besar di Tanah Air.
"Kenapa satu juta rumah? Karena Indonesia dengan 250 juta penduduk, apabila setiap rumah dihuni empat orang, maka berarti ada sekitar 60 juta rumah. Kalau penduduk tumbuh 1,5 persen per tahun, maka setiap tahun kita butuh tambahan rumah satu juta," kata Wapres saat membuka Rakernas Real Estat Indonesia di Jakarta, Rabu (2/12/2015).
Saat ini, khususnya di Ibu Kota Jakarta, banyak orang masih tinggal berdempet-dempetan dan di pinggiran sungai-sungai karena keterbatasan lahan perumahan. Hal itu berpotensi mudahnya terkena dampak kebakaran dan banjir.
Oleh karena itu, pembangunan satu juta rumah akan terus digiatkan oleh Pemerintah setiap tahunnya guna memenuhi kebutuhan papan bagi penduduk.
"Kalau tidak tercapai, maka akan terjadi penumpukan dan memperpanjang daftar penduduk yanh tidak punya rumah sehingga akan tinggal di tempat-tempat yang tidak pantas," jelasnya.
Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan hingga Oktober lalu, pembangunan rumah dalam rangka program satu juta rumah telah mencapai 568.158 unit.
"Dari angka tersebut, sebanyak 331.693 unit adalah realisasi program satu juta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah," kata Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Syarif Burhanuddin.
Menurut Syarif, dengan pencapaian tersebut maka realisasi program satu juta rumah dinilai didominasi rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Sebanyak 87.683 unit dari pembangunan tahap pertama tersebut, dalam pembangunannya dibiayai melalui subsidi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). (Antara)
Berita Terkait
-
7 RS di Jakarta Ini Tawarkan Paket MCU Unik: Cek Kesehatan Jiwa Hingga Bebas Narkoba
-
Ketimbang Curhat di Medsos soal Pajak Warisan, Leony Vitria Diminta Ngadu ke Sini
-
BRI Percepat Penyaluran KPR FLPP untuk Dukung Program Perumahan Nasional
-
BRI Catat Serapan FLPP Tertinggi, Menteri PKP Apresiasi Dukungan untuk Rumah Subsidi
-
BRI Jadi Raja FLPP 2025: Kuota Terserap 71 Persen, Strategi Apa di Baliknya?
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
Terkini
-
Rekening Dana Nasabah Jadi Target Utama, Waspada Serangan Siber di Pasar Modal
-
Kemendag Terus Ajak Pelaku Usaha Ikut Pameran dalam Trade Expo Indonesia 2025
-
Biar Keuangan Tetap Aman, Mulai dari Literasi Kredit Sejak Sekarang
-
Menkeu Purbaya Bilang Malas Bangun Kilang Minyak, Pertamina Ungkap Bukti
-
Taktik Bank Mandiri Genjot Penyaluran KPR
-
Strategi PLN Amankan Objek Vital Listrik dari Huru Hara Hingga Ancaman Bom
-
Alasan Izin Tiktok Dibekukan di Indonesia: Tak Taat Aturan, Lindungi Judi Online?
-
Waspadai Akun Centang Biru di Medsos Banyak Tawari Investasi Bodong
-
Waduh, Investor Muda yang FOMO Main Saham Bakal Alami Kerugian
-
Geger Pasar Modal! Saham DADA Dilirik 'Raksasa' Investasi Global