Suara.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Kuangan (OJK) Muliaman Hadad mengakui bahwa tingkat bunga kredit perbankan saat ini masih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain. Namun menurutnya, tingginya bunga dan berbeda-beda saat ini merupakan hal yang wajar.
“Ini hal yang wajar saat ini. Karena perusahaan masih banyak memikirkan pembiayaan. Jadi kalau mau diturunkan harus bertahap dan pelan-pelan. Kalau pemberian kredit yang masih beda juga wajar, karena semakin mereka kenal perusahaannya, mereka semakin percaya dan margin risikonya lebih kecil,” kata Muliaman saat berbincang dengan Suara.com di gedung DPR, Kamis (3/12/2015).
Ia menjelaskan, biaya yang dimaksud adalah jika perusahaan perbankan diminta untuk menurunkan bunga kreditnya, maka penurunan tersebut membutuhkan biaya untuk penurunan bunga tersebut.
“Kalau bunga deposito masih tinggi, tingkat suku bunga masih tinggi otomatis bunga kredit pasti tinggi. Jadi kalau mau menurunkan bunga kredit itu mereka harus mengeluarkan biaya penurunannya. Tapi penurunan ini nggak bisa lagsung memang harus bertahap. Nah sekarang kita memang sedang melakukan penurunan secara gradual. Semoga bisa turun tapi perlahan,” tegasnya.
Ia pun berharap, dengan tekanan likuiditas yang relative lebih longgar, maka ada peluang bagi perbankan di Indonesia untuk menurunkan bunga kredit tersebut.
“Ada peluang ini ke depan. Karena tekanan likuiditasnya mulai longgar. Jadi kita berharap bunga kredit bisa turun lah, tapi memang perlu diingat ini membutuhkan waktu yang agak panjang,” ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengkritik tingginya suku bunga kredit industri perbankan tanah air. Menurutnya, dengan bunga masih diatas 10%, dunia usaha Indonesia kesulitan memiliki daya saing yang sama dengan pelaku usaha dari negara lain. Tingginya bunga kredit perbankan juga menghambat minat investor asing berinvestasi dengan gencar di Indonesia.
Berita Terkait
-
OJK Beri Syarat jika Himbara Mau Naikkan Bunga Deposito Valas
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
OJK Catat Sektor Perbankan Tetap Sehat, NPL Minim dan CAR Kuat
-
Kasus Fraud Maybank, OJK: Ini Masalah Serius!
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
HET Pupuk Subsidi Turun, Dirut Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi Dukung Langkah Bersejarah Pemerintah
-
New Ethylene Project Diresmikan, Bahlil Curhat Proses Pembangunannya di Depan Prabowo!
-
KJP Plus Tahap II 2025 Cair untuk 707 Ribu Siswa DKI, Cek Nominalnya
-
23 Juta Peserta BPJS Kesehatan Nunggak Iuran, Bakal Dapat Pemutihan Semua?
-
4 Fakta Jusuf Kalla Geram, Tuding Rekayasa Mafia Tanah GMTD Lippo Group
-
Saham PJHB ARA Hari Pertama, Dana IPO Mau Dipakai Apa Saja?
-
PGN Mulai Bangun Proyek Injeksi Biomethane di Pagardewa
-
Qlola by BRI Bawa Revolusi Baru Pengelolaan Keuangan Digital, Raih Anugerah Inovasi Indonesia 2025
-
ReforMiner Institute: Gas Bumi, Kunci Ketahanan Energi dan Penghematan Subsidi!
-
Isi Pertemuan Prabowo, Dasco, dan Menkeu Purbaya Rabu Tadi Malam