Suara.com - Harga minyak dunia merosot pada Jumat (4/11/2015), setelah kartel OPEC memutuskan untuk tidak memangkas produksinya meskipun kelebihan pasokan global terus-menerus memukul pasar.
Ke-13 negara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang memproduksi sekitar 40 persen dari minyak mentah dunia, tidak mengambil tindakan untuk menopang pasar dan pengamat mengatakan tampaknya menjadi berantakan setelah pertemuan di Wina.
Keputusan lepas tangan mendorong minyak AS kembali di bawah 40 dolar AS per barel, setelah penutupan di tingkat Rabu untuk pertama kalinya sejak Agustus.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun 1,11 dolar AS atau 2,7 persen, menjadi berakhir di 39,97 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari, patokan internasional untuk minyak, jatuh menjadi 43,00 dolar AS per barel di London, turun 84 sen (1,9 persen) dari tingkat penutupan Kamis.
"Pasar tidak mengambil pengumuman OPEC sangat baik hari ini, karena OPEC tampaknya benar-benar berada dalam kekacauan di antara para anggotanya dan mereka mengambil jalan sedikit perlawanan, yang tidak melakukan apa-apa dan menunggu untuk melihat apakah segala sesuatunya lebih baik," kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.
Kelompok ini akan mempertahankan produksi saat ini, sekitar 31,5 juta barel per hari. Pernyataan yang dirilis Jumat mengatakan bahwa kelompok itu akan "memonitor perkembangan pasar dalam beberapa bulan mendatang."
OPEC mengamati bahwa pertumbuhan ekonomi global saat ini di 3,1 persen pada 2015 dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,4 persen tahun depan. Dalam hal pasokan dan permintaan, tercatat bahwa pasokan non-OPEC diperkirakan mengalami kontraksi pada 2016, sementara permintaan global diantisipasi untuk meningkat lagi sebesar 1,3 juta barel per hari. (Antara)
Berita Terkait
-
5 Rekomendasi Sneakers Lokal yang Cocok Dipakai Harian di Musim Hujan
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!
-
Spesial Show 'Mens Rea' Pandji Pragiwaksono Akhirnya Tayang Tanpa Sensor di Netflix
-
5 Rekomendasi Bedak Untuk Kulit Berminyak, Cocok Untuk Aktivitas Seharian
-
Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
-
Harga Emas Diprediksi Makin Naik Tahun 2026, Faktor 'Perang' Jadi Kunci
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Pasca Akusisi, Emiten Properti Milik Pengusahan Indonesia Ini Bagikan Dividen
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember
-
Daftar Bank yang Tutup dan 'Bangkrut' Selama Tahun 2025
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya