Suara.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memperkirakan Indonesia akan menjadi eksportir "stainless steel" terbesar di dunia menyusul banyaknya pembangunan pemurnian mineral atau smelter sejak pelarangan ekspor mineral mentah.
"2019 kita bisa jadi eksportir 'stainless steel' terbesar di dunia karena tahun 2015 ini investasi tertinggi itu di bidang usaha smelter," katanya dalam kunjungan ke Kawasan Industri Bantaeng, Sulawesi Selatan, Senin (7/12/2015).
Franky menambahkan, pada 2016, pembangunan smelter juga masih akan mendominasi investasi di Indonesia lantaran banyaknya penyelesaian proyek dari rencana di tahun sebelumnya.
"2017 atau 2018 kemungkinan investasi (smelter) turun, tapi ekspor kita akan meningkat," katanya.
Ia mengingatkan, investasi smelter tidak bisa dilihat dalam jangka waktu pendek, tetapi harus melihat nilai tambah yang dihasilkan.
"Sekarang ekspor kita sangat sedikit terkait dengan nilai tambah mineral, tapi 2017-2018 akan banyak sekali," katanya.
Selain dua smelter feronikel di Kawasan Industri Bantaeng, menurut Franky, masih ada smelter sejenis di Morowali atau Konawe yang terus melakukan kerja sama dengan Tiongkok dalam upaya memberikan nilai tambah produk mineral.
Ia menuturkan, smelter menjadi begitu strategis di Indonesia saat ini karena adanya larangan ekspor mineral mentah.
Smelter juga merupakan upaya terbaik untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kesempatan kerja serta mendongkrak nilai pajak yang masuk.
"Kalau dulu mentah, tentu dengan smelter ini bisa memberikan nilai tambah dua hingga tiga kali lipat," ujarnya.
Menurut Franky, semua smelter nikel memiliki target untuk memproduksi "stainless steel" yang nilai tambahnya bisa 200 kali lipat lebih tinggi.
"Semakin optimal nilai tambah, maka kita bjsa berikan lapangan kerja yang lebih berkualitas, pemasukan pajak juga bisa lebih tinggi lagi. Dan kita meninggalkan era ekspor barang mentah," katanya. Budi Suyanto. (Antara)
Berita Terkait
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Toyota-Pertamina Siap Bangun Pabrik Bioetanol di Lampung, Mulai Jalan 2026
-
Geger Ekspor Ilegal CPO: 87 Kontainer Disita, Negara Terancam Rugi Ratusan Miliar
-
Pemerintah Rayu Toyota Bangun Pabrik Etanol
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!
-
Bank Mandiri Dorong Akselerasi Inklusivitas, Perkuat Ekosistem Kerja dan Usaha Ramah Disabilitas