Suara.com - Warga di Asia Timur Pasifik rupanya menua lebih cepat dari rata-rata penduduk lain di Bumi, demikian wanti-wanti Bank Dunia pada Rabu (9/12/2015). Bank Dunia mengatakan fenomena ini bisa mengancam pertumbuhan perekonomian dunia.
Kawasan yang membentang dari Myanman dan Cina hingga ke Jepang, Papua Nugini, dan Kepulauan Pasifik itu kini adalah rumah dari sepertiga populasi dunia yang berusia di atas 65 tahun. Total warga usia lanjut di kawasan ini sekitar 211 juta orang.
Pertambahan penduduk berusia lanjut diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Asia Timur Pasifik, kawasan yang dalam dua dekade terakhir bertumbuh sangat cepat.
Ancaman ini kian nyata karena tingginya harapan hidup tak diimbangn oleh angka kelahiran yang turun drastis. Dengan demikian, layanan publik di kawasan ini akan mendapatkan tekanan lebih kuat dan akan terjadi krisis tenaga kerja.
"Kawasan ini telah mengalami transisi demografi yang paling dramatis dalam sejarah," kata Axel van Trotseburg, wakil presiden Bank Dunia divisi Asia Timur dan Pasifik.
"Semua negara sedang berkembang di kawasan ini berisiko menua sebelum bisa menikmati kekayaannya," imbuh dia.
Negara dengan tingkat penuaan paling cepat adalah Cina, negeri yang dihuni oleh 130 juta warga di atas usia 65 tahun. Tetapi menurut Bank Dunia, Indonesia, Thailand, dan Vietnam juga mengalami masalah yang sama.
Negara industri seperti Jepang dan Korea Selatan bahkan sudah berdekade-dekade menjadi rumah dari mayoritas penduduk usia lanjut.
Sementara negara yang lebih miskin seperti Laos, Kamboja, dan Filipina baru akan mengalami masalah transisi demografi ini dalam dua dekade mendatang.
Laporan itu juga menegaskan bahwa sebagian besar negara Asia belum memiliki sistem kesehatan yang siap merawat para manula. Ini diperparah dengan kurangnya tenaga kerja muda yang lebih produktif.
Karenanya Bank Dunia mendesak negara-negara di kawasan ini untuk lebih fokus berinvestasi dan membangun sistem yang mendukung tumbuh kembang anak, pendidikan, kesehatan, dan sistem pensiun untuk mengantisipasi ledakan demografi.
Laporan ini merekomendasikan agar negara-negara di Asia Timur dan Pasifik melakukan sejumlah reformasi, termasuk mendorong agar semakin banyak perempuan yang masuk ke dunia kerja. (AFP)
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rezeki dari DANA Kaget Hari Ini, Klaim 6 Linknya Bernilai Rp460 Ribu
-
IHSG Rebound Awal Sesi, Tapi Reshuffle Kabinet Ancam Pelemahan
-
Harga Emas Antam Hari Ini Lebih Murah Sebesar Rp 2.074.000 per Gram
-
Didik Madiono Ditunjuk Sebagai Plt Ketua Dewan Komisioner LPS, Gantikan Purbaya Yudhi Sadewa
-
Akhirnya Pertamina Pasok Minyak Mentah ke SPBU Swasta, Stok BBM Kembali Tersedia?
-
Penjualan Menurun, Foot Locker Tutup 100 Gerai
-
Apindo ke Purbaya Yudhi: Jangan Naikkan Cukai, Dunia Usaha Kian Terjepit
-
Digitalisasi jadi Bukti Distribusi BBM Pertamina Lancar Meski Ada Unjuk Rasa
-
Jumlah Perbankan Terlalu Banyak, OJK Kasih Solusi Merger agar Kinerja Nendang
-
Tak Hanya Rokok, Peredaran Vape Ilegal Makin Liar, Pelaku Usaha Beri Peringatan Keras ke Pemerintah