- Rupiah ditutup melemah pada Selasa, 16 Desember 2025, menyentuh Rp16.691 per dolar AS berdasarkan data Bloomberg.
- Pelemahan rupiah dipicu sentimen dalam negeri terkait kekhawatiran prospek pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia.
- Beberapa mata uang Asia lain seperti Won Korea dan Dolar Taiwan juga melemah signifikan terhadap Dolar AS hari itu.
Suara.com - Nilai tukar rupiah masih melanjutkan pelemahan pada penutupan, Selasa 16 Desember 2025 ini. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup level Rp 16.691 Amerika Serikat (AS).
Alhasil, rupiah melemah 0,14 persen dibanding penutupan pada Senin yang berada di level Rp 16.667 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jisdor Bank Indonesia tercatat di Rp16.693 per dolar AS.
Pelemahan rupiah terjadi di beberapa negara asia. Salah satunya, Won Korea mencatat pelemahan terdalam yakni 0,44 persen. Disusul dolar Taiwan yang melemah 0,41 persen, rupee India melemah 0,28 persen.
Diikuti baht Thailand melemah 0,07 persen dan dolar Singapura melemah 0,03 persen terhadap dolar AS.
Sedangkan mata uang Asia lainnya menguat terhadap olar AS sore ini. Peso Filipina menguat 0,53 persen. Lalu, yen Jepang menguat 0,21 persen. Diikuti ringgit Malaysia menguat 0,20 persen, yuan China menguat 0,08 persen dan dolar Hong Kong menguat 0,06 persen terhadap dolar AS.
Pendorong Pelemahan Rupiah
Dalam hal ini, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan pelemahan rupiah diperkirakan masih akan terjadi. Pasalnya, penutupan hari ini terbebani oleh sentimen dalam negeri yang memengaruhi pergerakan mata uang garuda.
"Rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS oleh kekuatiran prospek pemangkasan suku bunga BI. Walau pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indenesia besok diperkirakan akan mempertahankan suku bunga, namun BI juga diperkirakan akan memberikan pernyataan dovish. Indeks dolar AS sendiri terpantau datar," katanya saat dihubungi Suara.com.
Baca Juga: Rupiah Terus Tertekan, Dolar AS Makin Kuat Sentuh Level Rp16.678
Lukman menuturkan, tekanan terhadap rupiah masih akan berkepanjangan disaat prorpek pemangkasan suku bunga tetap ada, walau BI terus meyakinkan untuk menstabilkan rupiah. Apalagi, dolar AS sendiri dipengaruhi oleh investor yang menantikan data NFP malam ini.
Tentunya ini berdampak kali ini karena data tersebut besar kemungkinan tidak akan akurat dikarenakan shutdown kemarin.
"Rupiah diperkirakan masih tertekan dan berpotensi melemah, namun kembali mendekati level Rp 16.700, BI diperkirakan akan mengintervensi. Range Rp 16.600 - Rp 16.750," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
Terkini
-
Saham BBCA Anjlok Aksi Jual Rp150 Miliar
-
iRobot Perusahaan Legendaris AS Resmi Bangkrut, Siap Diakusisi China
-
Konsumsi Bensin di Nataru Diproyeksi Melonjak 3 Persen, Pasokan Cukup?
-
Hujan Ekstrem Diproyeksikan Hambat Pemulihan Listrik di Aceh
-
Bahlil Bicara Kapan Listrik di Aceh Bisa Normal Kembali
-
Pemerintah Bangun 2.500 Rumah Layak Huni untuk Korban Banjir Sumatera
-
Sudah di Meja Prabowo, Menaker Ungkap Kisi-kisi Besaran UMP 2026
-
Cofiring Hidroden di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Gas Diuji Coba, Gimana Hasilnya?
-
Modus Fake BTS: Celah Keamanan 2G Dimanfaatkan untuk Serangan Phishing
-
Pilu di Balik Bendera Putih Warga Aceh Terdampak Bencana