Fraksi Partai Golkar DPR melalui juru bicaranya Mukhamad Misbakhun mengajukan lima syarat terkait Rancangan Anggaran Tahunan Bank Indonesia (RATBI) tahun 2016. Kelima syarat tersebut, menurut Misbakhun bersifat mengikat dan harus dievaluasi dalam jangka waktu tiga bulan.
“Hal ini sebagai syarat Fraksi Partai Golkar menerima RATBI tahun 2016 yang sudah disesuaikan,” tegas Misbakhun di Jakarta, Jumat (18/12/2015).
Kelima syarat tersebut, sambung Misbakhun yaitu, pertama, neraca Bank Indonesia sebagai bagian dari setiap pengajuan RATBI tahun 2016, sehingga posisi SSB, cadangan dan sebagainya bisa diketahui. Kedua, biaya percetakan uang dan pemusnahan uang masuk dalam biaya operasional tidak lagi menjadi biaya kebijakan.
Ketiga, Bank Indonesia mengalokasikan anggaran di RATBI tahun 2016, golden shake hand dengan formulasi yang sesuai aturan untuk pegawai BI yang pada tahun 2016 memilih tetap dan permanen di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Alokasi ini di luar anggaran TKHT yang sudah ada,” ucap dia.
Keempat, Bank Indonesia juga masih memberikan membuka kesempatan kepada karyawan yang masih berstatus karyawan BI untuk memilih sebagai karyawan OJK.
Dan, kelima, Fraksi Partai Golkar menjelaskan arsitektur fungsi strategis Bank Indonesia kepada Komisi XI secara detail dan menyeluruh.
“Untuk pergeseran-pergeseran anggaran yang disyaratkan oleh Fraksi Partai Golkar harus menjadi bagian Laporan Kinerja Bank Indonesia Triwulan I Tahun 2016,” tukas Misbakhun yang juga anggota Banggar DPR itu.
Diketahui, rapat yang berakhir tengah malam itu, DPR akhirnya menyetujui usulan kenaikan Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) 2016 sebesar Rp 9,545 triliun setelah ada penyesuaian 9,98% dari usulan target kenaikan sebelumnya sebesar Rp 10,3 triliun untuk tahun depan atau naik 20,12% dibandingkan tahun ini yang sebesar Rp 8,6 triliun.
Persetujuan tersebut telah disepakati dalam Rapat Kerja (Raker) BI dengan Komisi XI DPR-RI. Seluruh fraksi yang hadir sepakat menyetujui usulan tersebut.
Berita Terkait
-
Ekonomi Dunia di Ambang Melambat, Bos BI Ungkap Biang Keroknya
-
The Fed Pangkas Suku Bunga, Apa Dampaknya Terhadap Perbankan Indonesia?
-
Hati-hati QRIS Bodong, Modus Ini Dipakai Pelaku
-
Bos BI Senang Pemerintah Guyur Dana Rp 200 Triliun ke Bank, Likuiditas Luber
-
Pahitnya Ekonomi RI: Lesunya Konsumsi Rumah Tangga Imbas Cari Pekerjaan Sulit
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya