Suara.com - Berawal dari hobi membuat sebuah kerajinan tangan, ternyata bisa menjadi ladang bisnis dan memberikan penghasilan yang tak tanggung-tanggung hingga puluhan juta per bulan. Seperti yang dilakukan Hanif, pemuda asal Surabaya ini mengaku tak menyangka dari hobinya membuat kerajinan tangan seperti aksesoris untuk wanita atau hiasan-hiasan rumah, mampu memberikan penghasilan yang tidak disangkanya sekitar Rp30 juta per bulan.
“Awalnya saya dulu hanya iseng-iseng. Saya dulu suka buat kalung atau gelang ya akesesoris gitu, nah terus saya cuma kasih ke kakak saya, atau teman saya belum saya jualin. Namanya juga iseng-iseng daripada bengong kan. Waktu libur semesteran dulu kan banyak waktu luang,” kata Hanif saat berbincang dengan suara.com, Senin (21/12/2015).
Lelaki bertubuh kurus dan berambut cepak ini mengaku, ketika hasil dari hobinya tersebut diberikan kepada teman-temannya, ternyata hasil buang tangannya tersebut cukup digemari banyak orang. Mulai banyak komentar dan dorongan positif dari teman-temannya untuk Hanif membuat sebuah bisnis aksesoris.
Setelah banyak dorongan tersebut, ternyata Hanif mulai berpikir untuk mengembangkan hobinya tersebut menjadi sebuah ladang bisnis. Namun, ia saat itu tidak langsung terjun ke dalam bisnis. Ia memikirkan beragam ide dan model aksesoris yang nantinya akan menjadi ciri khas dari bisnisnya tersebut.
“Terus saya kepikiran, kalau saya mau membuat aksesoris dari kain-kain daerah atau semua produknya dari nusantara gitu. Saya mulai mikirin modelnya, kainnya dari mana. Awalnya dari kain batik yang mama saya punya. Terus saya coba buat model, saya bikin tas dari anyaman rotan gitu saya balut pakai kain batik. Saya jahit sesuai feeling aja yang penting rapi dan cantik. Setelah itu saya jual ke teman-teman arisan mama, ternyata pada suka, mulai dari sana saya kembangin menjadi usaha,” ungkap Hanif.
Dengan modal Rp1 juta dari uang jajan bulanannya, Hanif memulai bisnisnya dengan membeli beberapa kain batik dan beberapa kain tenun yang nantinya siap untuk disulap menjadi beragam akseoris atau pernak-pernik untuk hiasan rumah.
Ia mulai memasarkan produknya kepada orang-orang terdekatnya yang berada di Surabaya . Hal ini juga sebagai salah satu metode yang digunakannya untuk memproduksikan hasil produk kreatifnya tersebut. Hanif tak menyangka selang enam bulan kemudian ternyata hasil karya tangannya tersebut sudah menyebar ke beberapa daerah seperti Yogyakarta, Magelang dan Jakarta.
“Kalau jual dari teman ke teman lebih cepat kan promosinya. Ternyata enam bulan kemudian ada permintaan dari beberapa daerah. Saya juga kaget dan senang pastinya dari sini saya melihat bahwa peluang bisnis ini sangat baik jadi saya mulai tekuni bisnis ini,” ungkapnya.
Saat pemesanan mulai banyak, ia menggandeng beberapa teman kuliahnya rumahnya untuk membantunya membuat berbagai pernak-pernik, mulai dari kalung, gelang, hiasan rumah tangga seperti lampu, vas bunga hingga tas.
“Kan untuk mengembangkan lebih besar lagi terutama soal modal, saya mengumpulkan beberapa teman saya untuk masuk membantu bisnis ini, istilahnya cari investor. Terus mereka tertarik dan mereka juga membantu saya dalam hal produksinya,” katanya.
Hanif menjual berbagai produknya dengan harga bervariasi, dari kalung antara Rp55 ribu hingga Rp100 ribu per satuan, tas jinjing seharga Rp200 ribu-300 ribu. Harga yang dipatok oleh Hanif disesuaikan dengan bahan yang digunakan dari produk buatannya tersebut.
Kini, Hanif dan teman-temannya tinggal memetik manisnya buah yang ia tanam. Dari modal awal hanya Rp1 juta dari uang jajan bulanannya tersebut, telah berkembang dengan berhasil meraup keuntungan Rp20-30 juta per bulan.
"Puji Tuhan sekarang sudah bisa jalan dengan baik bisnisnya. Kalau diingat-ingat lagi agak lucu saya. Soalnya dari modal Rp1 juta dari uang jajan lagi, ternyata sudah bisa balik modal berkali-kali lipat. Dulu untungnya hanya Rp1-3 juta sekarang setelah dua tahun jadi Ro20-30 juta per bulan,” tegasnya.
Berita Terkait
-
Dari Tugas Kuliah Jadi Bisnis Nyata, Begini Cara Es Jeruk Naik Kelas Jadi Minuman Premium
-
Kisah Inspiratif Wook Lee, Pemimpin Visioner di Balik Tokenisasi Global
-
Rakernas Dekranas 2025, Tri Tito Karnavian Tekankan Peran Strategis Kerajinan Nasional
-
Kisah Inspiratif Pak Menlu: Bangkit dari Kegagalan, Kini Jadi Raja Beton Banyuwangi
-
Dari Pungut Sisa Makanan Pejabat, Kini Terima Beasiswa Menteri: 7 Fakta Haru Samsul dan Aidil
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
YES 2025: Ajak Anak Muda Berani Memulai Usaha, Waktu Menjadi Modal Utama
-
YES 2025: Berbagi Tips Investasi Bagi Generasi Muda Termasuk Sandwich Generation
-
Youth Economic Summit 2025 : Pentingnya Manfaat Dana Darurat untuk Generasi Muda
-
Kapan Bansos BPNT Cair? Penyaluran Tahap Akhir Bulan November 2025, Ini Cara Ceknya
-
Youth Economic Summit 2025: Ekonomi Hijau Perlu Diperkuat untuk Buka Investasi di Indonesia
-
Apa Itu Opsen Pajak? Begini Perhitungannya
-
Suara Penumpang Menentukan: Ajang Perdana Penghargaan untuk Operator Bus Tanah Air
-
Youth Economic Summit 2025: Peluang Industri Manufaktur Bisa Jadi Penggerak Motor Ekonomi Indonesia
-
Kapan Kenaikan Gaji Pensiunan PNS 2025 Cair? Ini Kata Kemenkeu dan Realitanya
-
Youth Economic Summit (2025) : Indonesia Diminta Hati-hati Kelola Utang