Suara.com - Perseroan Terbatas Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sedang fokus mengembangkan sistem pengelolaan investasi terpadu (S-Invest) untuk memudahkan agen penjual dan investor yang ingin melakukan investasi di produk reksa dana menjadi lebih mudah.
"Untuk mendorong minat masyarakt berinvestasi di produk reksa dana, KSEI fokus mengembangkan sistem S-Invest. Rencananya, S-Invest akan diterapkan di Indonesia pada tahun depan," kata Direktur Utama KSEI Margeret M. Tang di Jakarta, Rabu (23/12/2015).
Untuk mendukung rencana itu, lanjut dia, KSEI juga sudah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama pengembangan sistem dengan Korea Securities Depository (KSD) sebagai lembaga Kustodian di Korea Selatan yang telah mengimplementasikan sistem serupa di pasar modalnya.
Dengan sistem reksa dana terpadu, Margeret M. Tang mengatakan bahwa nantinya pembelian reksa dana tidak hanya melalui Manajer Investasi (MI) sebagai lembaga pengelola dan penerbit produk atau dari bank yang memiliki izin sebagai Agen Penjual Reksa dana (APERD), tetapi bisa melalui lembaga lainnya.
"Pengembangan S-Invest akan memudahkan masyarakat membeli produk pasar modal, yakni reksa dana. Sistem agen penjual juga nanti akan terhubung langsung dengan sistem KSEI," katanya.
Margeret mengemukakan bahwa peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai agen penjual reksa dana juga sudah memungkinkan lembaga di luar manajer investasi dan perbankan melakukan penjualan produk reksa dana.
"Peraturan OJK sudah memungkinkan untuk agen penjual siapa saja, contohnya kantor pos. S-Invest akan berjalan ketika 'single investor identification' (SID) sudah menyatu. Jadi, lewat satu SID, investor dapat membeli saham dan reksa dana," katanya.
Ia mengharapkan pengembangan sistem itu dapat menambah jumlah agen penjual produk pasar modal sehingga nantinya dapat mendorong jumlah investor meningkat yang akhirnya dapat menjaga stablitas industri pasar modal.
"Dengan distributor lebih banyak, tentunya investor juga akan lebih banyak," katanya.
Dari sisi perkembangan jumlah investor, berdasarkan data yang tercatat di KSEI per 22 Desember 2015, saat ini terdapat 432.571 investor, naik sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya.
Dari sisi data operasional perusahaan, total aset yang tercatat di C-BEST (per akhir November 2015) mengalami penurunan sekitar 9 persen dari tahun sebelumnya, dari Rp3.152,07 triliun menjadi Rp2.879,18 triliun pada periode yang sama tahun 2014 sebagai imbas atas penurunan IHSG.
(Antara)
Berita Terkait
-
Menkeu Sebut Investasi Reksadana Bisa Bikin Cepat Kaya, Begini Panduannya untuk Pemula
-
Saham Big Caps dan Prajogo Pangestu Dorong Reksadana Syailendra Meroket dalam Sehari
-
5 Cara Investasi Reksadana Online, Modal Rp10 Ribu Untung Besar
-
KSPM FEB UI Selenggarakan Kursus Pasar Modal, Daftar Sekarang!
-
Apa Itu Reksa Dana? Menu Investasi Paket Komplet yang Cocok untuk Pemula
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025