Suara.com - Seperti tidak pernah gagal memberikan pernyataan yang "quotable", Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa belakangan kembali menjadi perbincangan.
Kali ini sorotan muncul karena Menkeu Purbaya menyampaikan bahwa Gen Z bisa cepat kaya, jika memahami formula yang tepat terkait investasi reksadana untuk pemula.
Lalu adakah formula atau panduan investasi reksadana untuk pemula yang bisa menjadi referensi?
Pernyataan dari Menkeu Purbaya muncul di salah satu klip di TikTok, ketika ditanya mana cara yang membuat Gen Z cepat kaya, di antara reksadana, emas, crypto, atau berdagang langsung.
Sebagai pembuka, beliau menyampaikan bahwa untuk kaya tetap harus bertahap dan memahami sistem yang ada.
Ia menyampaikan prosesnya bisa diawali dengan berdagang, kemudian dilanjutkan ke reksadana, untuk memahami bagaimana uang "bekerja".
Kenapa Reksadana?
Reksadana sendiri direkomendasikan jadi perangkat investasi bagi pemula karena memberikan risiko yang rendah pada aset yang dimiliki.
Beberapa alasan mendasar mengapa perangkat ini direkomendasikan antara lain adalah sebagai berikut:
- Aset dikelola oleh profesional
- Modal yang diperlukan relatif terjangkau
- Dapat melakukan diverifikasi risiko
- Likuiditas yang tinggi dan dapat dicairkan kapan saja
Untuk investor pemula yang ingin melakukan compounding, reksadana menawarkan keamanan, kemudahan, dan potensi hasil akhir yang relatif menguntungkan.
Baca Juga: Tips Cepat Kaya ala Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa untuk Gen Z: Jangan Langsung ke Crypto!
Tidak sebesar crypto atau instrumen lain, namun fokusnya adalah pada rendahnya risiko, perlindungan pada inflasi, serta kesempatan mengetahui sistem kerja uang di dunia investasi.
Panduan Investasi Reksadana untuK Pemula
Untuk Anda yang masih pemula, Anda dapat mulai dengan langkah sederhana, seperti misalnya 6 poin berikut ini.
1. Pahami Tujuan Investasi
Tentukan tujuan investasi yang Anda lakukan. Setidaknya ada beberapa jenis tujuan yang bisa dilihat, yakni tujuan jangka pendek yang kurang dari 1 tahun, tujuan jangka menengah, antara 1 hingga 3 tahun, dan tujuan jangka panjang, lebih dari 3 tahun. Masing-masing memiliki rekomendasi instrumen yang berbeda.
2. Tentukan Profil Risiko
Setiap orang memiliki toleransi risiko yang berbeda. Untuk pemula, Anda biasanya ada di tingkat konservatif hingga moderat, sehingga dapat memulai dengan produk pasar uang atau campuran yang tepat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
Terkini
-
Jadwal Libur IHSG Desember 2025 dan Sepanjang Tahun 2026 Lengkap
-
Pemerintah Tetapkan Formula UMP Baru, Buruh atau Pengusaha yang Diuntungkan?
-
Gakkum ESDM Buka Suara Soal Viral Aktivitas Tambang di Gunung Slamet
-
COO Danantara Donny Oskaria Tinjau Lahan Relokasi Warga Korban Bencana di Aceh Tamiang
-
Program MBG Habiskan Anggaran Rp 52,9 Triliun, Baru Terserap 74,6% per Desember 2025
-
Kemenkeu Sentil Pemda Buntut Dana 'Nganggur' di Bank Tembus Rp 218,2 Triliun per November
-
Menperin: Harus Dibuat Malu Pembeli Produk Impor yang Sudah Diproduksi di Dalam Negeri
-
Target DEWA Melejit ke Rp750, Harga Saham Hari Ini Mulai Merangkak Naik
-
Purbaya Mudahkan Dana Transfer ke Daerah Terdampak Bencana Rp 43,8 Triliun Tahun Depan
-
Bank Mandiri Bagi Dividen Rp9,3 Triliun, Ini Jadwalnya