Suara.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik untuk hari keempat berturut-turut pada Kamis (Jumat Pagi WIB 8/1/2016), karena ketidakstabilan geopolitik mendorong para investor beralih ke logam mulia.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari naik 15,9 dolar AS, atau 1,45 persen, menjadi menetap di 1.107,80 dolar AS per ounce.
Penurunan pasar Asia karena mereka bereaksi terhadap laporan uji coba tak terduga bom hidrogen oleh Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) yang membuat ketakutan para investor, serta berlanjutnya ketegangan di Timur Tengah atas eksekusi mati dari seorang ulama oleh Arab Saudi, telah mendorong investor memburu emas sebagai aset "safe haven".
Ekuitas AS juga bereaksi terhadap penurunan di pasar Asia, sehingga Dow Jones Industrial Average turun 2,08 persen pada Kamis. Analis mencatat bahwa ketika ekuitas AS membukukan kerugian, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman.
Logam mulia berada di bawah tekanan lebih lanjut ketika indeks dolar AS turun 0,78 persen menjadi 98,48 pada pukul 17.45 GMT. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah.
Emas dicegah dari kenaikan lebih lanjut karena laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim pengangguran awal jatuh 10.000 menjadi 277.000 pada minggu yang berakhir 2 Januari.
Para analis mencatat bahwa laporan ini lebih baik dari yang diharapkan, dan juga merevisi angka dari laporan minggu sebelumnya, menunjukkan tingkat yang lebih rendah dari klaim pengangguran.
Para analis mengatakan tren jangka panjang untuk emas tetap sangat "bearish", karena kenaikan suku bunga pertama Federal Reserve AS dilakukan pada Desember, meskipun semula diharapkan akan ditunda sampai 2016.
Beberapa analis percaya bahwa The Fed dapat meningkatkan suku bunga utamanya pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berikutnya pada Maret.
Peningkatan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga.
Sampai pertemuan FOMC Desember belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.
Perak untuk pengiriman Maret naik 36,8 sen, atau 2,63 persen, menjadi ditutup pada 14,344 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 2,5 dolar AS, atau 0,29 persen, menjadi ditutup pada 877,50 dolar AS per ounce.
(Antara)
Berita Terkait
-
Harga Emas Antam Melonjak Tajam Hari Ini, Cek Rinciannya
-
Harga Emas Pegadaian Naik Tiga Hari Berturut-turut, Makin Dekat Rp 2,5 Juta
-
Emas Antam Lagi Tren Naik, Harganya Kini Rp 2.367.000 per Gram
-
Harga Emas Naik Berturut-turut: UBS dan Galeri Rp 2,4 Jutaan, Antam Belum Tersedia
-
Emas Antam Lompat Tinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Seharga Rp 2.360.000 per Gram
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Daftar Pemegang Saham BUMI Terbesar, Dua Keluarga Konglomerat Masih Mendominasi
-
Tips dan Cara Memulai Investasi Reksa Dana dari Nol, Aman untuk Pemula!
-
Danantara Janji Kembalikan Layanan Premium Garuda Indonesia
-
Strategi Bibit Jaga Investor Pasar Modal Terhindar dari Investasi Bodong
-
ESDM Ungkap Alasan Sumber Listrik RI Mayoritas dari Batu Bara
-
Program Loyalitas Kolaborasi Citilink dan BCA: Reward BCA Kini Bisa Dikonversi Jadi LinkMiles
-
IHSG Berbalik Loyo di Perdagangan Kamis Sore, Simak Saham-saham yang Cuan
-
COO Danantara Tampik Indofarma Bukan PHK Karyawan, Tapi Restrukturisasi
-
COO Danantara Yakin Garuda Indonesia Bisa Kembali Untung di Kuartal III-2026
-
Panik Uang di ATM Mendadak Hilang? Segera Lakukan 5 Hal Ini