Suara.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Rabu (Kamis pagi WIB 7/1/2016), karena ketidakstabilan geopolitik mendorong para investor beralih ke logam mulia.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari naik 13,5 dolar AS, atau 1,25 persen, menjadi menetap di 1.091,90 dolar AS per ounce.
Pengumuman mendadak keberhasilan uji coba bom hidrogen oleh Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) menakutkan para investor, serta berlanjutnya ketegangan di Timur Tengah atas eksekusi mati seorang ulama oleh Arab Saudi, mendorong para investor beralih ke emas yang dinilia sebagai aset "safe haven".
Namun emas juga berada di bawah tekanan ketika indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, turun tipis 0,08 persen menjadi 99,26 pada pukul 18.15 GMT.
Logam mulia dicegah naik lebih lanjut karena laporan yang dirilis oleh Automated Data Processing (ADP) yang berbasis di AS menunjukkan optimisme untuk pasar pekerjaan AS, dengan laporan bulanan yang sangat penting akan dirilis pada Jumat.
Laporan ini menunjukkan ekspektasi untuk peningkatan 257.000 pekerjaan, jauh lebih baik dari yang diharapkan. Analis memperkirakan laporan pekerjaan yang kuat dapat memicu Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga utamanya pada pertemuan FOMC Maret, tetapi kehati-hatian bahwa laporan tenaga kerja Jumat masih bisa turun di dalam ekspektasi.
Pasar tetap belum yakin kapan kenaikan suku bunga berikutnya, dari tingkat 0,50 persen ke tingkat 0,75 persen akan terjadi. Alat Fedwatch CMEGroup menunjukkan probabilitas tersirat menunjukkan bahwa pasar percaya bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 persen ke 0,75 persen selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Maret.
Para analis memperkirakan The Fed bermaksud menyerap sekitar 2,5 triliun dolar AS kelebihan dana cadangan perbankan karena ekonomi AS mulai pulih.
Perbankan menjadi lebih berani mengambil risiko dalam keadaan ekonomi "bullish", dan sebagai akibatnya berpotensi melepaskan beberapa kelebihan cadangan mereka, membanjiri ekonomi dengan uang tunai sehingga menyebabkan inflasi.
Risalah untuk pertemuan FOMC Desember, yang dirilis pada Selasa, menunjukkan bahwa The Fed masih khawatir atas tingkat inflasi, dan kemungkinan akan mengetatkan kebijakan secara bertahap.
Perak untuk pengiriman Maret naik 0,5 sen, atau 0,04 persen, menjadi ditutup pada 13,976 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 15 dolar AS, atau 1,69 persen, menjadi ditutup pada 875,00 dolar AS per ounce.
(Antara)
Berita Terkait
-
Harga Emas Antam Melonjak Tajam Hari Ini, Cek Rinciannya
-
Harga Emas Pegadaian Naik Tiga Hari Berturut-turut, Makin Dekat Rp 2,5 Juta
-
Emas Antam Lagi Tren Naik, Harganya Kini Rp 2.367.000 per Gram
-
Harga Emas Naik Berturut-turut: UBS dan Galeri Rp 2,4 Jutaan, Antam Belum Tersedia
-
Emas Antam Lompat Tinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Seharga Rp 2.360.000 per Gram
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Demi Tingkatkan Harga, ESDM Buka Peluang Turunkan Produksi Batubara pada 2026
-
Daftar Pemegang Saham BUMI Terbesar, Dua Keluarga Konglomerat Masih Mendominasi
-
Tips dan Cara Memulai Investasi Reksa Dana dari Nol, Aman untuk Pemula!
-
Danantara Janji Kembalikan Layanan Premium Garuda Indonesia
-
Strategi Bibit Jaga Investor Pasar Modal Terhindar dari Investasi Bodong
-
ESDM Ungkap Alasan Sumber Listrik RI Mayoritas dari Batu Bara
-
Program Loyalitas Kolaborasi Citilink dan BCA: Reward BCA Kini Bisa Dikonversi Jadi LinkMiles
-
IHSG Berbalik Loyo di Perdagangan Kamis Sore, Simak Saham-saham yang Cuan
-
COO Danantara Tampik Indofarma Bukan PHK Karyawan, Tapi Restrukturisasi
-
COO Danantara Yakin Garuda Indonesia Bisa Kembali Untung di Kuartal III-2026