Suara.com - Kurs euro bergerak sedikit lebih tinggi terhadap dolar AS pada Selasa (Rabu pagi WIB 20/1/2016)), dua hari sebelum Bank Sentral Eropa (ECB) bertemu untuk mengkaji perekonomian Eropa yang sedang kesulitan.
"ECB tidak mengharapkan untuk membuat perubahan saat ini," kata Joe Manimbo, seorang analis pasar di Western Union Business Solutions.
"Tapi itu bisa menandakan pintu terbuka lebar untuk tindakan lebih longgar berkat kejatuhan besar minyak dari di atas 40 dolar AS ketika bank bertemu terakhir pada awal Desember menjadi di bawah 30 dolar AS, sebuah gerakan yang menempatkan tekanan turun pada inflasi yang sudah lemah." Pound jatuh ke tingkat terendah hampir tujuh tahun terhadap dolar, mencapai 1,4166 dolar, setelah Gubernur Bank Sentral Inggris (Bank of England/BoE) Mark Carney mengatakan terlalu dini untuk mengangkat suku bunga Inggris dari rekor terendah.
Carney mengutip pertumbuhan global yang lemah dan inflasi rendah untuk menjaga status quo.
"Ini jelas sebuah pidato 'dovish' oleh gubernur dan itu hanya dapat memicu keyakinan bahwa Bank of England tidak akan menaikkan suku bunganya sebelum akhir 2016 dan bisa menunda tindakannya sampai 2017," kata Howard Archer dari IHS Global Insight.
Dolar Kanada terus menurun terhadap greenback, mencapai 1,4587 per dolar AS. Kathy Lien mengatakan itu merupakan tantangan bagi Bank Sentral Kanada (Bank of Canada/BoC) ketika menggelar pertemuan pada Rabu.
"Berdasarkan pada tren minyak dan laporan ekonomi baru-baru ini, kami yakin ekonomi membutuhkan pemangkasan suku bunga 25 basis poin," katanya.
"Namun, dolar Kanada jatuh terlalu jauh terlalu cepat dan itu bisa menghalangi bank sentral dari menurunkan suku bunga dan berisiko bahkan kemerosotan lebih dalam pada mata uang." Berikut kurs mata uang utama pada pukul 22.00 GMT: Selasa Senin EURO/DOLAR AS 1,0912 1,0897 EURO/YEN JEPANG 128,33 127,85 EURO/FRANC SWISS 1,0948 1,0953 EURO/POUND INGGRIS 0,7703 0,7652 DOLAR AS/YEN JEPANG 117,59 117,33 DOLAR AS/FRANC SWISS 1,0033 1,0052 POUND INGGRIS/DOLAR AS 1,4166 1,4241. (Antara)
Berita Terkait
-
Airlangga Sebut 2025 Jadi Whirlwind Year: Ekonomi Dunia Diterjang Badai Ketidakpastian
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Mulai Bangkit, Rupiah Makin Perkasa Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Organisasi Internasional Sebut AI Bakal Jadi Penolong Ekonomi Dunia Bisa Tumbuh Tinggi
-
Ekonomi Dunia di Ambang Melambat, Bos BI Ungkap Biang Keroknya
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
-
Kapasitas PLTP Wayang Windu Bakal Ditingkatkan Jadi 230,5 MW
-
Pembeli Kripto Makin Aman, DPR Revisi UU P2SK Fokus ke Perlindungan Nasabah