Suara.com - Memasuki tahun 2016, BNI optimis bahwa kondisi perekonomian akan semakin membaik. Meskipun beberapa sektor usaha bakal mengalami sejumlah tantangan seperti sektor migas dan komoditas, namun sejumlah peluang pertumbuhan masih sangat terbuka di beberapa sektor seperti infrastruktur, usaha kecil dan menengah serta konsumer.
Sebagai BUMN, BNI akan terus berusaha untuk memperkuat sektor-sektor produktif dan mendorong daya beli masyarakat kembali meningkat. Hal tersebut akan menjadi salah satu kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan di kisaran 5.0% - 5.5%, lebih baik dibandingkan realisasi tahun 2015.
Pada tahun 2016 BNI akan semakin memperkuat sinergi dan optimalisasi bisnis dengan anak-anak perusahaan dibawah BNI Group. Langkah strategis ini diharapkan akan semakin meningkatkan soliditas dan penguatan fundamental bagi seluruh kelompok bisnis perseroan. Pada tahun 2015, total laba anak perusahaan BNI tumbuh 64,1% menjadi Rp 438 miliar.
“BNI Group merupakan aset yang sangat besar dan memiliki potensi pertumbuhan yang masih terbuka. Kami percaya dengan sinergi yang lebih baik, seluruh potensi bisnis di BNI Group dapat tumbuh dan berkembang secara optimal untuk mencapai visi perusahaan sebagai lembaga keuangan yang unggul dalam layanan dan kinerja,” kata Baiquni dalam paparan kinerja akhir tahun 2015 BNI di Jakarta, Senin (25/1/2016).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Penyaluran kredit perseroan tumbuh 17.5% menjadi Rp 326.1 triliun, dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 277.6 triliun.
Peningkatan kredit tersebut didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 18.0% dari Rp 313.9 triliun (2014) menjadi Rp 370.4 triliun dan perkuatan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) menjadi 19,5% daripada tahun sebelumnya 16,2%. Dengan demikian, aset perseroan di tahun 2015 tumbuh hingga 22.1% menjadi Rp 508.6 triliun dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 416.6 triliun.
Sementara pencapaian laba bersih BNI di tahun 2015 mencapai Rp 9.1 triliun, turun -15,9% dibandingkan tahun 2014 sebanyak Rp 10.8 triliun.
Berita Terkait
-
BTN Catatkan Laba Bersih Rp 2,91 Triliun Hingga November 2025
-
Babak Baru Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, 15 Tersangka Segera Disidang!
-
BNI Raih Dua Penghargaan Internasional atas Pengembangan SDM melalui BNI Corporate University
-
BNI Gelar RUPSLB, Mantapkan Transformasi dan Tata Kelola Hadapi 2026
-
BNI Dukung Sean Gelael Awali Musim Balap 2026 Lewat Asian Le Mans Series
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Purbaya Sebut Dana SAL Rp 200 Triliun Sukses Turunkan Suku Bunga, Ini Buktinya
-
Redakan Panik, Pertamina Distribusikan 20.000 Tabung LPG 3 kg di Aceh
-
Pemerintah Setop Insentif Mobil Listrik, Harga Moblis Bakal Makin Mahal?
-
Merak Macet, Menhub: Itu Gara-gara Gelombang Tinggi, Harap Dipahami
-
Resi Gudang Jadi Senjata Putus Praktik Ijon, Petani Dinilai Bisa Naik Kelas
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
Target Harga Saham BBRI Jelang Akhir Tahun, Bagaimana Analisisnya?
-
Menkeu Purbaya Balas Ramalan Bank Dunia
-
Melihat Potensi Cuan Industri Ergonomi di Tengah Tren Kerja Hybrid Indonesia
-
Harga Pangan Kompak Turun, Cabai hingga Beras Sama-Sama Terkoreksi