Suara.com - Ketua Badan Pengurus Prakarsa Sugeng Subagyo mengatakan untuk mengukur masyarakat masuk dalam kategori miskin atau atau tidak, bukan dari penghasilan yang masih di bawah rata-rata.
"Contohnya pemulung. Mereka punya penghasilan yang bisa dikatakan besar loh. Kalau tolak ukur penghasilan ya mereka tidak bisa dikatakan miskin. Tapi apakah mereka sudah memiliki sanitasi yang baik, apakah memiliki rumah yang layak, akses pendidikannya bagaimana. Kalau itu belum bisa terakses dengan baik maka orang itu belum mampu," kata Sugeng di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (10/2/2016).
Prakarsa menilai kemiskinan dari Indeks Kemiskinan Multidimensi, dimana progress-nya masih belun terlihat membaik secara signifikan.
Sugeng mempertanyakan data-data kemiskinan yang dimiliki pemerintah, apa indikator yang dilihat pemerintah untuk menilai rakyat miskin atau tidak.
Sugeng mengingatkan hingga saat ini masyarakat masih kesulitan untuk mendapatkan rumah yang layak.
"Masyarakat masih banyak yang tinggal di bedeng-bedeng. Ini jadi pertanyaan kan, seberapa banyak pemerintah punya data kemiskinan, kalau banyak dan detail harus ada progress-nya dan menunjukkan kalau pemerintah peduli," kata dia.
Menurut dia hal itulah yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk lebih serius menjalankan program pengentasan kemiskinan. Pemerintah diminta lebih sensitif kepada permasalahan di masyarakat.
"Pemerintah harus lebih sensitif dan peka kalau mau mengentaskan kemiskinan dalam beberapa tahun mendatang. Dan harus melihat beberapa indikatornya mulai dari sanitasi, air bersih, pendidikan, asupan gizi anak, perumahan," katanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya