Peneliti Senior Mazhab Djaeng for Multicultural Studies and Social Science Malang, Hasbullah Halil mengatakan keputusan pemerintah melibatkan Indonesia dalam persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah keputusan yang salah dan gegabah. Pasalnya, sejauh ini masyarakat Indonesia belum sepenuhnya siap menghadapi persaingan global tersebut.
"Dengan berlakunya MEA, maka masyarakat kecil akan semakin tertindas, tenaga kerja Indonesia akan tergantikan oleh tenaga kerja asing yang notabanenya sudah dipersiapkan secara kemampuan sejak lama. Apabila hal ini dibiarkan, maka kemiskinan di Indonesia akan semakin meningkat," kata Halil di Jakarta, Jumat (12/2/2016).
Menurut Halil, MEA hanya akan membawa dampak buruk bagi Indonesia, hegemoni kapitalis global akan semakin merajalela, eksploitasi sumber daya alam kita hanya akan menguntungkan pihak asing, sementara rakyat Indonesia hanya akan menerima efek buruknya.
Selain itu, kata alumnus Hubungan Internasional Universitas Muhamadiyah Malang itu, dengan berlakunya MEA, maka, mau tidak mau pemerintah akan membangun infrastruktur yang mendukung, yang mana infrastruktur tersebut hanya akan dinikmati oleh para pengusaha, terutama pengusaha dari negara lain, sementara kaum pribumi menengah ke bawah hanya menjadi penonton yang tidak berdaya karena minim kemampuan.
"Semakin banyak pembangunan infrastruktur, maka akan semakin banyak lahan-lahan produktif yang akan digantikan dengan bangunan berupa jalan tol, pelabuhan, hotel, apartemen, dan bangunan beton lainnya," ucap dia.
Halil pun menegaskan, mentok-mentok masyarakat kita hanya akan menjadi 'babu' di negeri sendiri, itupun kalau tenaganya masih dibutuhkan, kalau tidak? mau makan apa mereka? lihat saja, kebutuhan dasar saja kita sudah impor, beras, singkong, garam, dll. Belum lagi kebutuhan yang lain, pakaian produk Indonesia kalah saing dengan pakaian produk negara lain. Dalam bidang industri otomotif, sambung dia, Indonesia tidak punya apa-apa, semuanya dikuasai Amerika.
"Banyak perusahaan tambang di negeri ini, mulai dari minyak, gas, nikel, sampai emas, tapi semuanya bukan punya Indonesia. Lantas kita mau bersaing di bidang apa?," tanya dia.
Direktur Riset dan Advokasi Mazhab Djaeng, Anhar Putra Iswanto memberikan pandangan berbeda mengenai MEA. Menurutnya, MEA tidak boleh dilihat secara pesimis, harus dilihat dengan optimis. Indonesia sudah terlanjur masuk ke dalam sistem, tidak mungkin keluar dengan tangan kosong atau tanpa resiko.
"Jalan satu-satunya ya harus kita hadapi, segala kelemahan yang kita miliki harus dirubah agar menjadi kekuatan. Karenanya, hal yang harus dilakukan sekarang adalah meningkatkan kualitas, skill, kemampuan dan daya saing. Masyarakat dan pemerintah harus bersinergi, bukan malah konflik," tegas dia di Jakarta, Jumat (12/2/2016).
Anhar menilai sejauh ini pemerintah kurang mempersiapkan kemampuan masyarakatnya, sehingga rasa pesimis itu selalu menjadi masalah tersendiri bagi Indonesia. Maka, yang harus dilakukan sekarang adalah mendorong pemerintah agar memberikan pelatihan-pelatihan khusus dalam berbagai bidang.
"Selain itu, yang harus diperkuat adalah kualitas pendidikan, karena dengan begitu maka Indonesia akan memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas dan siap bersaing dengan manusia dari negara lain," kata dia.
Anhar optimis Indonesia akan siap menghadapi MEA, meski belum sepenuhnya siap bersaing dengan bangsa lain, mengingat SDM yang lemah, sehingga tenaga kerja asing mendominasi pangsa kerja di Indonesia.
"Sementara, MEA adalah peluang bagi Indonesia menciptakan lapangan kerja (padat karya) semakin luas, meningkatnya daya saing internasional, memaksimalkan potensi manusia Indonesia, dan membangun hubungan yang baik dengan negara lain," tukas dia.
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Pemerintah Akan Tata Ulang Legalitas IKN Setelah MK Batalkan HGU 190 Tahun
-
BI Serap Rp290 Miliar dari Lelang Obligasi PT Sarana Multigriya Finansial, Apa Untungnya?
-
Pemerintah Optimistis Negosiasi Tarif dengan AS Rampung Sebelum 2025 Berakhir
-
Mendag Temukan Harga Cabai Naik Jelang Nataru
-
Bos Djarum Victor Hartono Terseret Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Purbaya: Bukan Zaman Sekarang!
-
Intip Gaji dan Tunjangan Ken Dwijugiasteadi, Eks Dirjen Pajak
-
Kejagung Ungkap Status Victor Hartono, Anak Orang Terkaya Indonesia yang Dicekal dalam Kasus Korupsi
-
Mulai Malam Ini Pemerintah Resmi Kasih Diskon Tiket Kereta hingga Pesawat Besar-besaran
-
Pertamina Mulai Bersiap Produksi Massal Avtur dari Minyak Jelantah
-
Soal Kenaikan Gaji ASN di 2026, Kemenkeu: Belum Ada Keputusan Apapun!