Suara.com - Mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menilai potensi kontribusi industri jasa sangatlah besar bagi perekonomian Indonesia. Bahkan potensi tersebut meliputi 4 aspek.
"Sektor jasa bisa berkontribusi kepada Produk Domestik Bruto, penciptaan terhadap lapangan pekerjaan, pengurangan kemiskinan, dan peningkatan ekspor Indonesia ke mancanegara," kata Mari di Jakarta, Selasa (8/3/2016).
Mari menyebut berbagai segmen industri jasa meliputi transportasi, pariwisata, e-commerce, bahkan logistik memiliki peranan yang sangat vital bagi Indonesia. "Sektor jasa bisa jadi sumber utama pertumbuhan ekonomi dan devisa Indonesia," ujar Mari.
Wanita yang menjabat sebagai Mendag di era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut menegaskan kontribusi industri jasa semakin penting pasca harga komoditi sumber daya alam (SDA) sedang terpuruk di pasar dunia. Ini membuat Indonesia harus segera melakukan diversifikasi usaha untuk mendapatkan sektor andalan baru. "Jadi diluar manufaktur yang memang harus terus digenjot, Indonesia juga harus mendorong pertumbuhan industri jasanya," jelas Mari.
Mari menilai kemampuan daya saing pelaku industri jasa di Indonesia belum terlalu kuat. Walau demikian, ia menegaskan Indonesia tak perlu pesimis terhadap persaingan industri jasa di era pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Selama ini hambatan utama sebetulnya pada regulasi yang membatasi peluang pertumbuhan industri jasa. "Tapi kebijakan pemerintah sekarang sudah semakin mendukung. Contohnya adalah pembebasan visa pada ratusan negara untuk mendongkrak industri pariwisata," tutup Mari.
Menurut data Indonesia Services Dialogue, kontribusi sektor jasa terhadap PDB nasional meningkat dari 45 persen di tahun 2000 menjadi 55 persen di tahun 2012. Industri jasa mampu menciptakan 21,7 juta lapangan kerja dalam kurun waktu 2000-2010. Angka ini jauh melampaui industri manufaktur dalam periode yang sama yang hanya mampu menyerap 2,2 juta orang.
Dalam lima tahun terakhir, neraca perdagangan jasa Indonesia mengalami defisit. Pada tahun 2014, Indonesia mengekspor jasa senilai 23,5 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) dan melakukan impor jasa senilai 33,5 miliar Dolar AS.
Berita Terkait
-
Prabowo Minta Tim Ekonomi Tingkatkan Lapangan Kerja Secara Merata, Tidak Terpusat di Jakarta
-
BEM SI Tagih Janji 19 Juta Lapangan Pekerjaan Wapres Gibran ke DPR RI, Malah Tuai Nyinyiran
-
KEK Galang Batang Target Investasi Rp50 Triliun, Klaim Bisa Serap 20 Ribu Lapangan Kerja!
-
Rangkap Jabatan Pejabat Publik: Krisis Etika, Krisis Lapangan Kerja
-
Lapangan Kerja Sedikit, Sofyan Djalil Usul Pemerintah Kirim Tenaga Kerja Lebih Banyak ke Luar Negeri
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Pembangunan Akses Tol Bitung oleh Paramount Land Capai 80 Persen
-
PNM Bersama Holding Ultra Mikro Wujudkan Akses Keuangan Merata
-
Leony, Warisan Bisa Dikecualikan dari Pajak Penghasilan Tapi BPHTB Mengintai
-
Luhut Temui Aliansi Ekonom Indonesia, Bahas 7 Tuntutan ke Pemerintah
-
Cadangan Migas Baru Ditemukan di Muara Enim
-
Bandara Supadio Mulai Layani Penerbangan Internasional
-
Kemendag Ultimatum Gold's Gym, Harus Ganti Rugi Anggota Usai Penutupan Gerai Mendadak
-
Menkeu Purbaya Resmi Guyur Dana Jumbo Rp 200 Triliun ke Perbankan
-
Pabrik Baja di Surabaya Tumbang Imbas Gempuran Produk Impor
-
Emas Antam Kembali Mahal, Harganya Rp 2.095.000 per Gram