Suara.com - PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyatakan siap untuk menurunkan suku bunga kredit menjadi "single digit" dalam rangka mendukung imbauan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
"Kami telah melakukan langkah-langkah mengarah ke suku bunga kredit 'single digit' di akhir tahun ini. Pertama, kita melakukan efisiensi biaya 'overhead cost' (biaya operasional serta produksi) bank," ujar Direktur Utama BRI Asmawi Syam di Jakarta, Rabu.
Ia menambakan bahwa perseroan juga akan mencari sumber pendanaan yang murah dan meningkatkan penghimpunan dana murah atau "current account savings account" (CASA). Selain itu, perseroan juga akan lebih aktif melakukan ekspansi dengan melakukan pembukaan unit kerja khusus di bidang mikro atau penyaluran Kredi Usaha Rakyat (KUR).
Selain itu, lanjut dia, perseroan juga akan memperluas ekspansi dengan melakukan pembukaan unit-unit kerja khusus di bidang mikro sehingga penyaluran Kredi Usaha Rakyat (KUR) dapat lebih cepat.
"Dengan demikian diharapkan rencana suku bunga kredit menjadi 'single digit' dapat terealisasi, mungkin bisa lebih cepat. Semua perbankan juga telah memikirkan hal yang sama, nanti akan tercermin di suku bunga dasar kredit (SBDK), bank mana yang lebih cepat," tukasnya.
Ia memaparkan bahwa per 21 Maret 2016, BRI telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp20,27 triliun, atau mencapai sekitar 40 persen dari target penyaluran kredit di tahun ini.
Asmawi Syam menambahkan bahwa faktor eksternal untuk mendorong suku bunga kredit bank di Indonesia menjadi "single digit juga didukung faktor eksternal, yakni pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate), Giro Wajib Minimum (GWM) hingga pemberian insentif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada perbankan yang bisa menurunkan SBK menambah pemicu perseroan untuk melakukan efisiensi.
"Ini menyangkut banyak faktor, yakni internal dan eksternal bank. Dari internal bank, akan melakukan strategi efisiensi untuk menciptakan daya saing di bidang bunga. Faktor eksternal, ada kebijakan penurunan BI rate, GWM, dan insentif dari OJK". (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Ramalan Menkeu Purbaya Jitu, Ekonomi Kuartal III 2025 Melambat Hanya 5,04 Persen
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?