Suara.com - Pemerintah menyiapkan dana dalam APBN-Perubahan 2016 yang akan dimanfaatkan untuk cadangan minyak strategis dan digunakan apabila sewaktu-waktu ada keadaan darurat yang mendesak.
"Cadangan minyak kita sekarang nol, karena itu dibicarakan dalam APBN-Perubahan untuk mulai dialokasikan, berapapun kecilnya," kata Menteri ESDM Sudirman Said seusai rapat koordinasi membahas stabilisasi harga BBM dan elpiji di Jakarta, Kamis (23/3/2016).
Sudirman menjelaskan cadangan minyak strategis ini tidak akan digunakan untuk konsumsi, dan akan dibeli dari negara-negara OPEC maupun non OPEC, dengan ketentuan maupun persyaratan yang fleksibel.
"Kita akan membeli untuk cadangan 15 hari. Ini akan memakan waktu dalam dua atau tiga tahun. Nanti, barangkali kalau empat atau lima tahun, cadangannya mencapai 30 hari. Kita akan dorong agar cadangan nasional kita makin kuat," katanya.
Seiring dengan rencana tersebut, pemerintah juga akan menyiapkan kilang penyimpanan untuk cadangan minyak strategis itu, karena kilang yang ada hanya mampu untuk menyimpan cadangan selama 10 hari.
"Kita punya tangki untuk 10 hari, kalau lebih dari 10 hari, sementara disimpan di tempat di mana minyak itu dibeli, tapi ini tergantung negosiasi," ungkap Sudirman.
Ia memperkirakan pengadaan cadangan minyak selama 15 hari, dalam tiga tahun, membutuhkan anggaran Rp7 triliun-Rp8 triliun per tahun. Namun, ia memahami apabila kemampuan fiskal untuk saat ini masih terbatas untuk memenuhi jumlah tersebut.
"Harus dipertimbangkan juga, APBN-Perubahan saat ini pesannya ada pengurangan belanja. Tapi berapapun nilainya, kita harus isi untuk cadangan minyak," jelas Sudirman.
Pergeseran Subsidi Terkait APBN-Perubahan 2016, Sudirman juga ingin mengusulkan kepada DPR untuk menggeser belanja subsidi BBM kepada sektor produktif, dengan opsi menghilangkan subsidi seluruhnya atau mengalihkan sebagian dari subsidi tersebut.
"Masih ada Rp1.000 per liter, kalau digeser bisa mendapat Rp15 triliun-Rp16 triliun yang bisa menjadi sumbangan untuk mempercepat program kesejahteraan. Artinya menggeser subsidi ke sektor produktif kita lakukan terus menerus," katanya.
Sudirman mengatakan pengalihan subsidi BBM untuk belanja yang lebih produktif seperti program kesehatan, pendidikan dan infrastruktur, sangat mungkin dilakukan karena harga minyak dunia saat ini sedang turun.
Mengacu dokumen APBN 2016, tahun ini pemerintah mengalokasikan subsidi BBM, LPG tabung 3 kg, dan LGV sebesar Rp63,7 triliun. Pemberian subsidi tetap untuk BBM jenis minyak solar dan subsidi selisih harga untuk minyak tanah dan LPG Tabung 3 kg.
Jumlah subsidi BBM tahun ini mencapai 62,38 persen dari total subsidi energi dalam APBN 2016 yang mencapai Rp102,1 triliun. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Bangun Pabrik Soda Ash Pertama, Dirut Pupuk Indonesia: Impian Tiga Dekade Lalu Akhirnya Terwujud
-
3 Fakta Pengungkapan TPPU PT UP: Sembunyikan Aset di Singapura, Rugikan Negara Rp317 M
-
Pertamina Pasok 100 Ribu Barel BBM Murni ke BP-AKR
-
BCA Gelar Indonesia Knowledge Forum 2025: Wujud Nyata Dukung Indonesia Emas 2045
-
Relaksasi dari ESDM, Amman Dapat Kuota Ekspor 480.000 dmt Tembaga
-
Awal Pekan, Rupiah Demam Lawan Dolar Amerika
-
Penyebab Laba Bersih MedcoEnergi Turun 69 persen di Kuartal III-2025
-
Awali Pekan ini, Harga Emas Antam Jatuh Jadi Rp 2.278.000 per Gram
-
Jamkrindo Kucurkan Penjaminan Kredit Rp 186,76 Triliun Hingga September 2025
-
IHSG Berada di Zona Hijau pada Perdagangan Pagi ini