Ketua Humas Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) Komda Malang, DR. Ana Sopanah mengatakan, akuntansi lingkungan (green accounting) merupakan istilah yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs) ke dalam praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Istilah tersebut mulai dipraktekkan sejak tahun 1980-an di Eropa, dan Jepang menerapkannya sejak 2006. Praktek di Negara Eropa dan Jepang mengenai biaya lingkungan, justru meningkatkan laba perusahaan karena investor tertarik untuk berinvestasi.
Pandangan Ana disampaikan pada Sasana Debat Mahasiswa 2016 bertema “Socio Economic Enviromental Accounting” di Universitas Negeri Malang, Malang, Sabtu (7/5/2016).
“Isu akuntansi lingkungan ini menjadi perhatian banyak pihak, dan berkembang pesat baik secara teori maupun praktik, dimana biaya lingkungan dimasukkan ke dalam praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah,” kata Ana dalam keterangan resmi.
Menurutnya, perusahaan dituntut untuk tidak hanya mengejar profit/keuntungan ekonomi saja, tetapi sekarang ini perusahaan sudah harus berorientasi pada konsep triple bottom line, yakni People, Planet, and Profit sehingga dalam konsep sustainability perusahaan harus memperhatikan, bahkan terlibat dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat, serta turut menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini sejalan dengan mandat Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
“Perusahaan berhak menggunakan sumber daya alam serta sumber daya manusia di sekitarnya, tetapi perusahaan juga mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan semua akibat yang diperoleh dari proses operasionalnya,” terang peraih gelar Doktor Akuntansi di Universitas Brawijaya ini.
Ia menegaskan, eksistensi perusahaan tidak hanya untuk memaksimalisasi nilai shareholders, namun lebih dari itu adalah menjaga kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders), yakni pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan, seperti karyawan dan keluarganya, pelanggan, pemasok, masyarakat sekitar perusahaan, LSM, media massa, dan pemerintah. Sehingga dalam hal ini perusahaan memaknai CSR bukan lagi sebagai expense, tapi sebagai investasi perusahaan terkait sustainability-nya.
Terkait Sasana Debat Mahasiswa, Kajur Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, Dr. Nurika Restuningdyah, menyatakan bahwa kegiatan ini sebagai ajang kompetisi mahasiswa akuntansi untuk beradu wawasan dan menciptakan jiwa kompetisi yang sportif dan dinamis sebagai bekal menuju persaingan usaha. Selain itu, lanjut dia, kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi seluruh mahasiswa akuntansi se-Jawa Timur. Nurika berharap, adanya debat akuntansi ini, mahasiswa akuntansi dapat memperoleh pemahaman yang memadai tentang isu akuntansi lingkungan dan akuntansi hijau sebagai bekal menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
“Jadi, jangan sampai ada pemahaman yang keliru, bahwa dengan menganggarkan biaya lingkungan kinerja perusahaan malah turun karena laba turun, tetapi justru malah meningkat karena investor tertarik untuk berinvestasi. Dalam perspsektif bisnis global, perusahaan-perusahaan perlu sertifikasi (ISO) pengelolaan lingkungan untuk bersaing di pasar global,” ucap Nurika.
Diketahui, Sasana Debat Mahasiswa 2016 yang diikuti oleh 57 tim baik dari perguruan tinggi negeri dan swasta ini digelar oleh Himpunan Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri Malang (UM) bekerjasama dengan IAI Komda Malang bertempat di gedung Fakultas Ekonomi UM Malang.
Berita Terkait
-
Laba Bank SMBC Indonesia Anjlok Jadi Rp1,74 Triliun
-
Naik Tips, OCBC Nisp Catat Laba Rp3,82 Triliun
-
Cimb Niaga Catat Laba Rp 6,7 Triliun, Perusahaan Bakal Hati-hati Kelola Aset
-
Emiten Pengelola Limbah Ini Raup Pendapatan Rp148 Miliar di Kuartal III 2025
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Harga Emas Dunia Diramal Bertahan di Atas US$ 4.000, Emas Lokal Bakal Terdampak?
-
6.000 Karyawan Kena PHK, CEO Microsoft Lebih Berminat Gunakan AI
-
Tol Padaleunyi Terapkan Contraflow Selama 10 Hari Pemeliharaan Jalan, Cek Jadwalnya
-
4 Bansos Disalurkan Bulan November 2025: Kapan Mulai Cair?
-
Dukung FLOII Expo 2025, BRI Dorong Ekosistem Hortikultura Indonesia ke Pasar Global
-
Cara Cek Status Penerima Bansos PKH dan BPNT via HP, Semua Jadi Transparan
-
Puluhan Ribu Lulusan SMA/SMK Jadi Penggerak Ekonomi Wong Cilik Lewat PNM
-
Gaji Pensiunan PNS 2025: Berapa dan Bagaimana Cara Mencairkan
-
Inovasi Keuangan Berkelanjutan PNM Mendapatkan Apresiasi Berharga
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'