Selesai melakukan kunjungan di Montreal, Kanada, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani akan melanjutkan rangkan pertemuan dalam kunjungan kerjanya di Amerika Serikat dan Kanada. Kemarin, Kamis (26/5/2016), Franky Sibarani dijadwalkan melakukan pertemuan dengan anggota Motion Pictures Association of America di Los Angeles, Amerika Serikat. Dalam pertemuan tersebut, Franky akan memaparkan mengenai potensi bisnis sektor perfilman di Indonesia.
Franky Sibarani menyampaikan bahwa kunjungan ke Motion Pictures Association of America tersebut dilakukan untuk mendorong investasio di sektor perfilman. “Dengan pengesahan Perpres Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha Penanaman Modal yang Terbuka dengan persyaratan, maka sektor perfilman terbuka 100 persen untuk asing mulai dari sektor produksi, distribusi dan eksibisi,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, Kamis (26/5/2016).
Menurut Franky, Perpres 44 tahun 2016 lebih terbuka untuk asing berbisnis di sektor perfilman. Sebelumnya sektor-sektor perfilman tertutup untuk asing atau dibatasi maksimal 49 persen. Diantaranya di dalam bidang usaha jasa teknik film termasuk studio shooting film (maksimal 49 persen), laboratorium film (maksimal 49 persen), fasilitas editing sound (maksimal 49 persen), film editing 100 persen PMDN, film subtitle 100 persen PMDN. “Saat ini seluruh bidang usaha tersebut terbuka untuk 100 persen asing, demikian halnya untuk produksi film, cinema, studio rekaman dan distribusi film,” ungkapnya.
Franky menyampaikan bahwa upaya untuk meyakinkan investor AS didasari oleh beberapa peluang bisnis sektor perfilman yang masih terbuka lebar. Salah satunya adalah bisnis bioskop dengan melihat angka rasio layar berbanding populasi di Indonesia. “Rasio layar berbanding 100 ribu populasi Indonesia adalah 0,4. Ini dibawah Amerika Serikat yang rasionya 14, Inggris 6,8, Korea Selatan 4,3, Singapura 3,9, Malaysia 2,4, Cina 1,8 dan Thailand 1,2,” jelasnya.
Dari jumlah layar bioskop tersebut 87 persen layar berada di Pulau Jawa dan 35 persen diantaranya berlokasi di Jakarta. “Jumlah keseluruhan bioskop di Indonesia sama dengan jumlah layar bioskop yang ada di kota Beijing, Cina,” lanjutnya.
Lebih lanjut Franky menyampaikan bahwa dari sisi produksi, jumlah production house profesional di angka 50 lebih, sedangkan untuk produksi animasi jumlahnya 30 lebih. “Perusahaan-perusahaan existing ini merupakan mitra yang potensial bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia,” kata Franky
Masuknya investasi di sektor perfilman, kata Franky, diharapkan mampu berkontribusi positif pada pencapaian target investasi nasional tahun 2016. Untuk diketahui, BKPM pada tahun 2016 menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4 persen dari target tahun 2015 atau mencapai Rp594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp386,4 triliun atau naik 12,6 persen dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp208,4 triliun naik 18,4 persen dari target PMDN tahun lalu.
Pemerintah sendiri memiliki tiga program utama untuk mendorong pertumbuhan sektor perfilman. Pertama adalah meningkatkan distribusi Cinema diseluruh Indonesia, ditandai dengan target Badan Ekonomi Kreatif untuk menambah jumlah cinema 5.000 per tahunnya. Kedua adalah terkait peningkatan kualitas sumber daya manusia di industri film nasional. Korea Selatan memiliki 300 sekolah film dan masuk di kurikulum pendidikan, sementara di Indonesia hanya ada 5 sekolah dengan fakultas film. Ketiga adalah terkait dengan membuka akses untuk pembiayaan dan teknologi, sektor film tergolong sektor yang padat modal sehingga banyak teknologi yang banyak dan membutuhkan modal besar yang belum dimanfaatkan oleh produsen film di Indonesia.
Berita Terkait
-
Daftar box office sepekan, Zootopia 2 Cetak Sejarah
-
6 Film Rob Reiner, Sutradara Hollywood yang Baru Saja Meninggal Dunia
-
Kaleidoskop 2025: 10 Film Hollywood Terlaris yang Kuasai Bioskop Indonesia
-
Cher Siap Menikah Lagi dengan Alexander 'AE' Edwards, Jelang Ultah ke-80
-
Top 10 Film Hollywood Terpopuler di Google 2025, Anora Hingga Superman
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Kejar Daya Saing Ekonomi Berbasis Inovasi, UNSIALLDikti Dorong Kampus Masuk Peringkat Global WURI
-
Lebih dari 2 Dekade Melantai di Bursa Efek Indonesia, Harga Saham BBRI Telah Naik 48 Kali
-
Gaji PPPK Tidak Utuh? Cek Fakta dan Aturan Resminya
-
Inovasi Material Ramah Lingkungan Asal Indonesia di World Expo 2025 Osaka
-
Negosiasi Tarif Dagang dengan AS Terancam Gagal, Apa yang Terjadi?
-
BRI Rebranding Jadi Bank Universal Agar Lebih Dekat dengan Anak Muda
-
Kemenkeu Matangkan Regulasi Bea Keluar Batu Bara, Berlaku 1 Januari 2026
-
Cara Mengurus Pembatalan Cicilan Kendaraan di Adira Finance dan FIFGROUP
-
Pemerintah Tegaskan Tak Ada Impor Beras untuk Industri
-
CIMB Niaga Sekuritas Kedatangan Bos Baru, Ini Daftar Jajaran Direksi Teranyar