PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. (“Danamon”) kemarin mengumumkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,7 triliun pada semester pertama 2016 atau tumbuh 38 persen dibandingkan Rp1,3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Inisiatif-inisiatif yang kami implementasi tahun lalu mulai menunjukkan hasil. Hal ini tercermin dalam pertumbuhan laba bersih. Hasil ini merupakan bukti nyata dari upaya Danamon dalam membangun pondasi kuat untuk pertumbuhan lebih lanjut, sejalan dengan komitmen kami untuk meneruskan kualitas layanan yang baik kepada nasabah pada ulang tahunnya yang ke-60,” kata Chief Financial Officer dan Direktur Danamon, Vera Eve Lim dalam keterangan resmi, Selasa (26/7/2016).
Vera menambahkan Danamon sedang memperkuat aksesibilitas layanan dan variasi produk. “Jaringan sales and distribution kami mulai terbentuk dan nasabah sudah mulai merasakan manfaat dari layanan terintegrasi yang memenuhi kebutuhan keuangan mereka,” tambah Vera. Peningkatan dalam kualitas layanan tercermin dari pencapaian Danamon yang menerima predikat peringkat pertama untuk Service Quality berdasarkan survei Roy Morgan dan peringkat ketiga untuk layanan di Cabang pada survei Bank Service Excellence Monitor (BSEM) yang dilaksanakan Marketing Research Indonesia (MRI) dan Infobank Institute.
Laba Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) tumbuh 15 persen menjadi Rp4,6 triliun di semester pertama tahun 2016 dibandingkan setahun sebelumnya. Rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio) di semester pertama tahun 2016 tercatat sebesar 48,5 persen dibandingkan 54,7 persen di semester pertama tahun 2015. Hal ini didorong oleh peningkatan efisiensi yang berkelanjutan. Biaya operasional di semester pertama tahun 2016 turun 7 persen dibandingkan satu tahun sebelumnya menjadi Rp 4,3 triliun.
Pada akhir semester pertama 2016, kredit pada segmen UKM tumbuh 1 persen menjadi Rp23,5 triliun dari Rp23,2 triliun setahun sebelumnya. Namun jika dihitung dari awal tahun atau year-to-date, kredit UKM tumbuh 5 persen dari Rp 22,4 triliun. Kredit pada segmen perbankan korporasi tumbuh 1 persen menjadi Rp17,9 triliun dan kredit kepada segmen komersial turun 5 persen menjadi Rp 15,2 triliun. Sementara itu, kredit syariah yang sebagian besar merupakan bagian dari kredit untuk segmen UKM dan komersial, tumbuh 6,9 persen menjadi Rp3,3 triliun.
Di tengah kondisi kinerja ekspor dan impor industri yang menurun, bisnis Trade Finance Danamon mencetak kinerja yang baik. Hal ini didukung oleh meningkatnya portofolio marketable securities terkait trade finance menjadi Rp2,9 triliun di semester pertama tahun 2016. Instrumen ini merupakan surat berharga jangka pendek yang dikeluarkan oleh nasabah Korporasi dan Komersial untuk kebutuhan pembiayaan trade finance. Secara total, portofolio untuk segmen Korporasi dan Komersial termasuk marketable securities terkait trade finance tumbuh 7 persen menjadi Rp 36 triliun.
Kredit kepada usaha mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) tercatat sebesar Rp 12,5 triliun atau turun 28 persen dari Rp 17,4 triliun di semester pertama tahun 2015.
Secara keseluruhan, kredit Danamon turun 8 persen menjadi Rp 124,9 triliun pada akhir semester pertama tahun 2016 dari Rp 136,2 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, penjualan nasional untuk kendaraan roda dua turun 7 persen dan untuk kendaraan roda empat tumbuh 1 persen di semester pertama tahun 2016 dibandingkan setahun sebelumnya. Pembiayaan kendaraan bermotor dan barang konsumen melalui Adira Finance turun 8 persen pada akhir semester pertama tahun 2016 dibandingkan semester pertama tahun lalu menjadi Rp44,6 triliun. Secara kuartalan, Adira Finance membukukan pertumbuhan pembiayaan baru sebesar 14 persen pada kuartal kedua 2016 dibandingkan kuartal pertama 2016 menjadi Rp7,9 triliun.
Pada semester pertama 2016, giro dan tabungan atau CASA turun 19 persen menjadi Rp44,7 triliun dari Rp55,1 triliun di semester pertama tahun sebelumnya mengikuti inisiatif pelepasan sejumlah akun CASA berbiaya tinggi. Sedangkan deposito turun 7 persen menjadi Rp 61,4 triliun. Kualitas giro dan tabungan membaik sejalan dengan strategi Danamon untuk fokus pada dana pihak ketiga yang lebih granular.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
Terkini
-
Harga Perak Antam Naik Berturut-turut, Melonjak Rp 27.664 per Gram Hari Ini
-
Waspada! Rupiah Tembus Rp16.714, Simak Dampak Global dan Domestik Ini
-
Emas Antam Lagi Tren Naik, Harganya Kini Rp 2.367.000 per Gram
-
IHSG Bangkit di Awal Sesi, Cek saham-saham yang Cuan
-
Waduh, Potensi Kerugian Akibat Serangan Siber Tembus Rp 397,26 Kuadriliun
-
Bank Mandiri Kucurkan Rp 38,11 Triliun KUR hingga Oktober 2025
-
Permintaan Naik, BI Prediksi Penjualan Eceran Kian Meningkat Akhir 2025
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Apa Itu Transaksi Reversal? Waspadai 5 Penyebab Tak Terduganya
-
Harga Emas Naik Berturut-turut: UBS dan Galeri Rp 2,4 Jutaan, Antam Belum Tersedia