Suara.com - Ketua DPP Partai Nasional Demokrat Johnny G. Plate menilai kebijakan Menteri Kuangan Sri Mulyani Indriayani merombak postur APBN Perubahan 2016 dengan memangkas belanja hingga Rp133,3 triliun merupakan langkah tepat di tengah kondisi defisit anggaran yang terjadi saat ini.
"Keputusan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indriayani tepat dan memang seharusnya demikian agar APBN kita lebih kredibel dan sesuai dengan kemampuan penerimaan negara yang lebih realistis," kata Johnny dihubungi, Jakarta, Jumat (5/8/2016).
Anggota Komisi XI DPR menilai pemotongan anggaran tersebut pasti berdampak pada jalannya program pemerintah. Sebab, anggaran yang dipotong merupakan anggaran kementerian atau lembaga sebesar Rp65 triliun dan transfer daerah sebesar Rp68 triliun dan anggaran. Apalagi, target tax amnesty juga meleset dari sasaran.
Johnny mengatakan agar dampak pemotongan anggaran bisa minimal, pemerintah pusat maupun daerah harus memprioritaskan belanja modal pada proyek-proyek yang melibatkan banyak tenaga kerja dan sebarannya meluas ke daerah dan tidak saja di wilayah perkotaan.
"Pasti ada dampaknya yang berhubungan dengan belanja personil dan proyek non prioritas yang bisa diundur Tahun berikutnya; namun dana desa tidak berkurang. Tanpa pengurangan pun proyek-proyek tersebut tidak bisa dibiayai karena target penerimaan negara dalam APBN-P 2016 terlampau tinggi dan tidak dapat terpenuhi. Penerimaan dari tax amnesty sebesar Rp165 triliun hanya digunakan untuk menutupi sebagian dari shortfall penerimaan negara yang kami perkirakan pada kisaran Rp290 triliun," kata dia.
Johnny menambahkan revisi APBN Perubahan tidak perlu melakukan konsultasi dengan DPR. Sebab, pemotongan tersebut tidak mengubah postur dan nomenklatur yang sudah disetujui DPR.
"Jika menambah anggaran maka itu harus dengan persetujuan DPR. Namun ini pemangkasan anggaran jadi tidak mengubah postur dan nomenklatur yang sudah disetujui oleh DPR dalam UU APBN-P 2016 pada saat paripurna masa sidang yang lalu," tutur Wakil Ketua Fraksi Nasdem.
Berita Terkait
-
Menkeu Purbaya Balas Ramalan Bank Dunia
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!
-
Purbaya Umumkan APBN Defisit Rp 560,3 Triliun per November 2025, 2,35% dari PDB
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Purbaya Akui Ada Kementerian Lelet Serap Anggaran, Dana Dikembalikan Tembus Rp 4,5 T
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
PLN Sebut Listrik di Aceh Kembali Normal, Akses Rumah Warga Mulai Disalurkan
-
Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 269,4 Triliun per November 2025, Naik 4,5%
-
BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals
-
Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun
-
Jurus Bahlil Amankan Stok BBM di Wilayah Rawan Bencana Selama Nataru