PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum) membukukan penjualan konsolidasi periode semester pertama 2016 sebesar Rp1,65 triliun atau 20,5 persen lebih rendah dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp2,08 triliun.
Presiden Direktur London Sumatra Indonesia, Benny Tjoeng dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (12/8/2016) mengatakan bahwa penurunan penjualan konsolidasi itu terutama disebabkan oleh penurunan volume penjualan untuk produk sawit serta karet dan lebih rendahnya harga jual rata-rata untuk minyak sawit dan karet.
"Semester pertama tahun 2016 merupakan periode yang menantang bagi para produsen kelapa sawit di Indonesia," katanya.
Ia memaparkan bahwa komposisi penjualan pada semester I 2016, yakni produk sawit 90,1 persen, karet 5,3 persen, benih bibit 3,1 persen dan lainnya 1,5 persen, sedangkan komposisi penjualan pada semester I 2015, yakni produk sawit 90,4 persen, karet 6,4 persen, benih bibit 2,2 persen dan lainnya 1 persen.
Ia mengatakan bahwa lebih rendahnya produksi tandan buah saham (TBS) inti dan eksernal pada semester pertama tahun 2016 menyebabkan turunnya pendapatan Lonsum sehingga laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk turun 63,6 persen menjadi Rp112,5 miliar dengan marjin laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 6,8 persen.
"Lebih rendahnya produksi dikarenakan dampak El Nino yang terjadi pada tahun 2015 telah mempengaruhi kinerja perusahaan saat ini. Walaupun, kami masih menghadapi kondisi yang cukup menantang, perseroan masih memiliki fundamental yang kuat. Didukung oleh lahan kelapa sawit yang belum masih menghasilkan sekitar 12.000 ha, kami yakin bahwa hal tersebut akan mendorong pertumbuhan Lonsum di masa depan," katanya.
Pada akhir periode ini, lanjut dia, total aset yang dimiliki mencapai sekitar Rp8,7 triliun dan Lonsum masih memiliki posisi keuangan yang sehat dengan posisi kas bersih. (Antara)
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru