Indonesia Property Watch (IPW) kembali mengingatkan pemerintah akan penting dan strategisnya ketersediaan bank tanah bagi pengembangan rumah sederhana untuk rakyat. Berbagai stimulus dan insentif yang diberikan pemerintah ke sektor perumahan dikhawatirkan tidak akan sustain dalam jangka panjang bila bank tanah tidak dipersiapkan secepatnya. Bahkan sejak tahun 2009, IPW terus menerus menekankan pentingnya ketersediaan bank tanah ini.
"Masalahnya harga tanah yang terus naik akan membuat semakin terbatas dan semakin terpinggirkannya penyediaan rumah sederhana yang seharusnya dengan adanya bank tanah tidak harus terjadi seperti itu," kata Ali Tranghanda, CEO IPW dalam keterangan tertulis, Jumat (26/8/2016).
Penyediaan rumah sederhana harus dilihat sebagai bagian dari public housing yang tidak bisa dibiarkan masuk area mekanisme pasar biasa karena pastinya harga akan terus naik. Pemerintah harus intervensi dalam ketersediaan tanah untuk pengembangan rumah sederhana dengan bank tanah sehingga tidak perlu ikut dalam mekanisme pasar dan harga tanah bisa ‘dibekukan’ sehingga tidak terus naik dan semakin tidak terjangkau.
Konsep bank tanah sebenarnya telah ada di jaman orde baru dengan istilah Kasiba (kavling siap bangun) atau Lisiba (lingkungan siap bangun). Konsep ini menjadi strategis karena nantinya tanah-tanah yang bisa dikembangkan untuk public housing dapat segera ‘diamankan’ pemerintah sehingga harga tanahnya tidak terus naik mengikuti mekanisme pasar. “Pemerintah yang mengetahui rencana infrastruktur termasuk simpul-simpul jalan tol, MRT, LRT, kereta api seharusnya dapat bekerja sama dengan masing-masing Pemda untuk mengamankan tanah-tanah di sekitarnya sehingga nantinya dapat dibangun rusun sederhana atau perumahan sederhana untuk rakyat.
"Jadi jangan tunggu sudah jadi dan malahan pemerintah keduluan oleh swasta untuk menguasai lahan-lahan tersebut. Pada akhirnya semakin terbatas tanah-tanah yang bisa dibangun perumahan sederhana,” jelas Ali.
Seharusnya dengan digabungkannya Kementerian PU dan Kementerian Perumahan Rakyat menjadi Kementerian PUPera, dapat lebih sinergi antara pembangunan infrastruktur dan perumahan rakyat namun nyatanya hal ini belum terjadi. Yang terjadi baru sebatas penggabungan belum peleburan sehingga masing-masing kepentingan berjalan sendiri-sendiri. Masalah perumahan rakyat tidak dapat dilihat sebagai program jangka pendek yang tambal sulam. Harus ada road map jangka panjang termasuk isu strategis masalah bank tanah yang harus sesegera mungkin dibentuk.
Bank tanah milik pemerintah ini akan ditampung dalam wadah sebuah Badan Otonomi Perumahan yang bertindak sebagai eksekutor master developer merencanakan dimana saja wilayah-wilayah yang harus dibangun rumah sederhana sesuai dengan data backlog masing-masing wilayah sehingga menjadi tepat sasaran dan tidak hanya berorientasi fisik. Orientasi fisik artinya hanya target membangun namun tidak diperhatikan seberapa besar yang nantinya akan menghuni.
Terkait dengan hal ini juga maka kesiapan tata ruang di masing-masing Pemda menjadi tanggung jawab Kementerian ATR/Agraria untuk dapat segera melaksanakannya termasuk zona-zona mana saja yang disiapkan dan hanya boleh dibangun rumah sederhana tidak boleh yang lain.
"Tidak henti-hentinya IPW mengingat masalah bank tanah. Jangan sampai pemerintah terlambat untuk menyiapkan instrumen ini," tutup Ali.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya