Suara.com - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengkhawatirkan jumlah modal asing yang keluar dari Indonesia akan bertambah besar apabila kredibilitas fiskal tidak baik.
Dari Januari hingga Agustus 2016, jumlah modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai Rp165 triliun. Namun, dalam tiga hari terakhir modal asing sebesar Rp7 triliun keluar seiring dengan pernyataan Gubernur Bank Sentral AS terkait kemungkinan kenaikan Fed Fund Rate.
"Kita yang kelihatannya kuat, uang Rp7 triliun keluar. Jadi pas tadinya Rp165 triliun, sekarang turun di bawah Rp160 triliun. Itu bisa jadi lebih besar kalau (fiskal) tidak dijaga," ujar Agus saat rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Jakarta, Selasa malam (30/8/2016).
Agus menuturkan, pada dasarnya, kondisi ekonomi Indonesia relatif baik yang ditunjukkan dengan banyaknya modal asing yang masuk dan terjaganya defisit neraca transaksi berjalan.
Namun, penerimaan negara yang pada tahun ini diperkirakan akan mengalami kekurangan sekitar Rp219 triliun dari target, menjadi sorotan global.
"Kita kelihatannya baik, tapi fiskal kita yang penerimaan negara diproyeksikan 'shortfall' (selisih antara realisasi dan target) menjadi perhatian global," kata Agus.
Dalam dua tahun terakhir realisasi penerimaan perpajakan mengalami tekanan berat dengan jatuhnya harga komoditas migas, batu bara, kelapa sawit dan lainnya sehingga penerimaan pajak juga turun.
Sektor perdagangan dan konstruksi pada 2016 juga tertekan terlihat dari volume yang hanya tumbuh separuh dari tahun sebelumnya. Selain itu melemahnya kondisi perdagangan global menyebabkan ekonomi Indonesia juga mengalami kontraksi dari 2015 hingga 2016.
Dengan kondisi itu, Kementerian Keuangan melaporkan penurunan potensi pajak 2016 yang cukup besar karena basis penghitungan tahun ini masih tinggi.
Pada 2014 shortfall penerimaan pajak mencapai Rp100 triliun, sedangkan pada 2015 shortfall mencapai Rp249 triliun.Untuk penerimaan pajak pada 2016 diperkirakan penerimaan pajak akan kurang Rp219 triliun dari target.
"Sebetulnya kondisi penerimaan pajak ini adalah situasi yang memang harus disikapi. Indonesia walaupun termasuk negara berkembang, tapi menjadi perhatian dunia dan dianggap fundamentalnya baik," kata Agus. (Antara)
Berita Terkait
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar
-
BI: Ekonomi Indonesia Bisa Tertekan Imbas Bencana Aceh-Sumatra
-
Bank Indonesia : Pasokan Uang Tunai di Wilayah Bencana Sumatera Aman
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
BI Perpanjang Batas Waktu Pembayaran Tagihan Kartu Kredit
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar