Ekonomi digital dapat menjadi kunci pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dengan setengah penduduk Indonesia yang berusia di bawah 30 tahun, perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan ekonomi. Ekonomi dan keuangan digital juga dapat membuka kesempatan pengembangan keuangan inklusif.
Demikian disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Erwin Riyanto, dalam seminar “Digital Economy and Business for High Economic Growth”, Rabu (7/9/2016), di Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Seminar merupakan kerja sama Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, London School of Economics and Political Science (LSE), Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (KAFEGAMA), dan Bank Indonesia Institute (BI Institute).
Selanjutnya, Deputi Gubernur BI menyampaikan berbagai potensi ekonomi dan keuangan digital, seperti efisiensi dan produktivitas yang meningkat. Meskipun demikian, ekonomi dan keuangan inklusif memerlukan peningkatan perlindungan konsumen serta sistem keuangan yang stabil. "Untuk itu, Bank Indonesia telah dan akan terus melakukan kajian mengenai berbagai kesempatan dan risiko terkait ekonomi digital. Kajian tersebut sangat penting, mengingat perkembangan teknologi yang menyebabkan penggunaan ekonomi digital menjadi tak terhindarkan," ujar Erwin.
Dalam seminar, diangkat pula masukan, gagasan, maupun kritikan terhadap ekonomi digital dari berbagai kalangan yang berbeda: akademisi, pemerintah dan regulator, serta praktisi industri. Bertindak sebagai pembicara seminar adalah Prof. Jonathan Liebenau (Professor in Digital Economics and Business, LSE), Jungwook Lim (Director of Startup Alliance), Eddiwan Danusaputro (CEO Mandiri Capital Indonesia), Adrian Asharyanto Gunadi (Chairman Inventree), Eni V. Panggabean PhD (Executive Director, Payment Policy & Oversight Dept, Bank Indonesia) serta Stanislaus Tandelilin (CEO Sale Stock).
Pelaksanaan seminar kali ini diharapkan dapat menghasilkan pemahaman yang lebih tinggi terhadap pengembangan ekonomi digital di Indonesia, serta rekomendasi kebijakan terkait ekonomi dan keuangan inklusif.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar