Pembangunan Rumah Apung pertama di Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah saat ini telah mencapai 90 persen meninggalkan pekerjaan penyelesaian atap dan interior. Rencananya rumah apung tersebut akan diresmikan pada 11 November 2016. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danis H. Sumadilaga di Jakarta (22/10/2016).
Lebih lanjut, Danis mengatakan bahwa Kementerian PUPR tidak hanya mengerjakan proyek besar namun juga proyek yang berkualitas, ekonomis, cepat dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Kementerian PUPR tidak hanya mengerjakan proyek besar saja tapi juga proyek yang bermanfaat bagi masyarakat luas, seperti melalui produk-produk hasil penelitian para peneliti di Balitbang,” tuturnya.
Rumah Apung tersebut memiliki ukuran 140 meter persegi untuk lantai 1 dan 60 meter persegi untuk lantai 2. Nantinya lantai 1 digunakan untuk Balai Warga Tambak Lorok dan lantai 2 akan dimanfaatkan untuk perpustakaan.
Konsep yang diusung adalah bangunan yang ramah lingkungan, mandiri dalam kebutuhan energi, dan tidak mencemari lingkungan.
Dasar bangunan menggunakan panel foam dan beton (B-foam). Sedangkan konstruksi bangunan menggunakan material baja dan bambu. Sedangkan untuk kebutuhan listrik akan menggunakan panel surya.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, bangunan ini menggunakan distilasi air laut. Selain itu, untuk sanitasi akan menggunakan biofill atau biority untuk pengolahan air limbah kamar mandi atau WC.
Di Kawasan Bahari Tambak Lorok, Kementerian PUPR mewujudkan keterpaduan seluruh teknologi dari setiap Pusat Litbang Kementerian PUPR.
Hasil penelitian Puslitbang Sumber Daya Air berkontribusi membuat teknologi pemecah gelombang terapung. Puslitbang Jalan dan Jembatan mengaplikasikan teknologi pembuatan jembatan di kawasan tersebut, kemudian Puslitbang Perumahan dan Permukiman melalui desain balai pertemuan tersebut.
Terakhir yang tidak kalah pentingnya ada soft technology dalam bentuk kajian dalam memetakan segala aspek sosial di kawasan Tambak Lorok yang dikerjakan oleh Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (KPT).
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
 - 
            
              Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
 - 
            
              Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
 - 
            
              Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
 - 
            
              Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
 - 
            
              Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
 - 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD