Pemerintah Indonesia kembali memperkuat kerjasama sektor kelautan dan perikanan dengan Pemerintah Rusia. Kerjasama terutama dalam sektor perdagangan produk perikanan di kawasan Eropa Tengah dan Timur serta kerjasama maritim dalam hal pemberantasan Illegal Unreported and Unregulated Fishing (IUU Fishing).
Kerjasama sektor perdagangan, meliputi perluasan akses pasar bagi produk perikanan Indonesia, serta dukungan kerja sama peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM bagi aparatur dan pelaku usaha Indonesia untuk memenuhi standar kualitas dan kesehatan.
Hal ini sesuai dengan yang dipersyaratkan Custom Union sebagai salah satu implementasi Mutual Recognition Arrangement (MRA) RI - Rusia. Selain itu, Indonesia juga mengundang Rusia untuk berinvestasi, khususnya dalam mendukung pengembangan 20 Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di pulau-pulau terluar dan wilayah perbatasan. Terutama dalam pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana pengolahan produk kelautan dan perikanan, cold chain system, energi terbarukan dan pengembangan integrated aquaculture.
Hal tersebut dibahas dalam pertemuan bilateral antara Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan Menteri Industri dan Perdagangan Federasi Rusia, Denis Manturov. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut kerjasama investasi kelautan dan perikanan yang sebelumnya telah dibahas pada kunjungan kenegaraan Presiden RI Joko Widodo ke Sochi Rusia serta penguatan kerja sama kelautan dan perikanan dengan mitra di Rusia beberapa waktu yang lalu pada tanggal 17 s.d 21 Mei 2016.
"Kami ingin menawarkan kepada Rusia, terurama perusahaan tambang dan energi asal Rusia Blackspace pada industri pengolahan ikan dan infrastruktur pelabuhan. Untuk tahap awal, Blackspace direncanakan akan membangun Unit Pengolahan Ikan (UPI) di empat lokasi pelabuhan perikanan, yakni Lampulo Aceh, Untia Makasar, Sendang Biru Malang, Prigi Trenggalek”, terang Susi dalam pertemuan bilateral di Hotel Kempinski Jakarta, Senin (31/10/2016).
Selain itu, untuk mendukung pengawasan dan memperkuat infrastruktur pembangunan SKPT, Susi juga menawarkan kerjasama di bidang transportasi penerbangan. Hal ini pun disambut baik oleh Denis. "Kerjasama di bidang penerbangan, saya pikir dapat mengembangkan kota-kota kecil yang memiliki potensi besar", ungkapnya.
Selain itu, Susi pun mengajak Rusia untuk menjaga hubungan baik dan follow up dalam hal kerja sama, terutama sharing data. Diharapkan dengan kerjasama ini, Indonesia dan Rusia menjadi negara beda benua yang melakukan koordinasi serta konsolidasi lebih giat, terutama dalam memerangi IUUF dan mengembangkan 20 wilayah pembangunan SKPT.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Express Discharge, Layanan Seamless dari Garda Medika Resmi Meluncur: Efisiensi Waktu dan Pembayaran
-
COP30 Brasil: Indonesia Dorong 7 Agenda Kunci, Fokus pada Dana dan Transisi Energi
-
Redenominasi Rupiah Bikin Harga Emas Makin Mentereng? Ini Kata Pengamat
-
Rapel Gaji PNS dan PPPK Mulai Cair November? Cek Mekanismenya
-
637 Ambulans BRI Peduli Telah Hadir, Perkuat Ketahanan Layanan Kesehatan Nasional
-
MIND ID Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Hilirisasi Bauksit
-
Mengapa Bunga Pindar jadi Sorotan KPPU?
-
Rekomendasi Tempat Beli Perak Batangan Terpercaya
-
Old Money Ilegal Disebut Ketar-ketir Jika Menkeu Purbaya Terapkan Kebijakan Redenominasi
-
Fintech Syariah Indonesia dan Malaysia Jalin Kolaborasi, Dorong Akses Pembiayaan Inklusif