Suara.com - Pertamina optimistis mampu mempertahankan produksi Blok Mahakam mengingat seluruh persiapan teknis dan administrasi yang diperlukan untuk proses alih kelola blok migas tersebut sudah berjalan sesuai dengan rencana.
"Tahun depan merupakan tahun yang krusial. Dengan progres yang sudah disiapkan sampai saat ini, kami optimistis kinerja Blok Mahakam dapat dipertahankan," kata Direktur Hulu PT Pertamina (Persero), Syamsu Alam di Jakarta, Sabtu (19/11/2016)
Syamsu Alam mengharapkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) segera menerbitkan Surat Keputusan tentang pedoman pelaksanaan pembiayaan untuk kegiatan operasi migas di Wilayah Kerja Mahakam pada masa transisi 2016-2017 sebagai tindak lanjut amendemen Permen No 15 Tahun 2015.
SK tersebut akan menjadi pedoman bagi Pertamina untuk mempersiapkan masa krusial dalam transisi pengelolaan Blok Mahakam tahun depan, kata Syamsu Alam.
Ia melanjutkan Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Mahakam dan Total E&P telah berkoordinasi untuk membuat rencana kerja dan anggaran (WP&B) 2017, terutama terkait rencana pengeboran yang dilakukan oleh Total dengan biaya Pertamina.
Amendemen PSC memberikan hak kepada Pertamina Hulu Mahakam untuk melakukan pembiayaan atas kegiatan operasi di WK Mahakam sebelum tanggal efektif 1 Januari 2018. Kontrak Total E&P akan berakhir pada 31 Desember 2017.
Pengeboran akan dilakukan pada 19 sumur dan diproduksi pada 2018. Hal ini berdasarkan amendemen Permen ESDM Nomor 15 Tahun 2015 dan amendemen PSC Mahakam. Dengan melakukan pengeboran lebih awal, Pertamina mengharapkan produksi Blok Mahakam pada 2018 bisa tetap terjaga.
Direktur Indonesia Resources Studies (Iress), Marwan Batubara mengatakan semua pihak harus bisa memahami yang namanya transisi bisa saja menimbulkan berbagai dampak yang negatif.
Langkah Pertamina untuk mempertahankan karyawan yang selama ini bekerja untuk Total di Blok Mahakam diharapkan bisa mengantisipasi masalah-masalah yang timbul dengan adanya peralihan pengoperasian blok tersebut.
"Ini tentu diharapkan bisa memuluskan terjadinya pengalihan operasional ataupun tidak terlalu banyak gejolak. Karena karyawan yang ada sekarang ini kan sebagian besar menguasai masalah, dengan pergantian operator itu tidak terlalu masalah dari sisi SDM dan kemampuan operasional," ungkap Marwan.
Masuknya Pertamina lebih awal ke Blok Mahakam, menurut Marwan, tidak perlu lagi dipermasalahkan. Hal ini karena masa transisi diperlukan agar Pertamina bisa mempersiapkan diri untuk mengoperasikan Blok Mahakam yang telah puluhan tahun dioperasikan Total.
"Jadi dari awal perlu diantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang buruk. Kita juga harus fair dan tidak mengklaim atau menghujat Pertamina tidak mampu, tidak seperti Total," kata Marwan.
Untuk itu, dia meminta pemerintah mendukung upaya-upaya yang dilakukan Pertamina saat ini, terutama pada masa transisi. Apalagi Pertamina sebagai perusahaan negara tentu juga membawa nama negara.
Pada work program and budget (WP&B) 2016, PT Total E&P Indonesie, operator Blok Mahakam menargetkan produksi 1,43 billion cubic feet (BCF) inlet gas dan 56 ribu barrel oil per day (minyak dan kondensat). Hingga saat ini, realisasi produksi kumulatif 2016 sebesar 1,67 BCF (inlet gas) dan 64 ribu BOPD minyak dan kondensat. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen, Menko Airlangga: Jauh Lebih Baik!
-
Citibank Pastikan Kinerja Keuangan di Kuartal III 2025 Tetap Solid
-
Alasan Indonesia Belum Jadi Raja Batu Bara Asia, Padahal Pasokan dan Ekspor Tinggi
-
APINDO: Isu Utama Bukan hanya UMP Tapi Penciptaan Lapangan Kerja Formal
-
Rupiah Merana! Dihantam Dolar AS dan Ketidakpastian The Fed
-
Rencana Kenaikan UMP, APINDO: Harus Berkeadilan!
-
Waduh, Vietnam Jadi Pesaing Berat Indonesia untuk Dapatkan Calon Investor
-
Cara Dapat BLT Kesra Rp900 Ribu: Syarat, Penerima, Cara Daftar dan Jadwal Cair
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Jamin Keaslian Data! Peruri Dorong Hilirisasi Ijazah Digital