IHSG pada Jumat (25/11/2016) ditutup naik sebesar 14 poin atau 0,28% ke level 5.122 setelah bergerak di antara 5.096-5.129. Sebanyak 164 saham naik, 117 saham turun, 96 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 6.239 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) Rp 333 miliar.
Pasar Amerika ditutup lebih tinggi pada hari Jumat, membukukan kenaikan mingguan, di tengah investor yang memantau para retailer selama Black Friday di tengah rally yang masih berkelanjutan pasca pemilu. Volume perdagangan tipis, dengan banyak para pelaku pasar keluar untuk libur Thanksgiving, dimana pasar AS ditutup pada hari Kamis. Meskipun begitu, sektor retail akan menjadi fokus karena investor akan menganalisa pembacaan awal pada Black Friday, yang merupakan musim libur belanja.
"Dow Jones menguat 0.36 persen, ke level 19,152. S&P menguat 0.39 persne, ke level 2,213. Indeks Nasdaq menguat 0.33 persen, ke level 5,398. Semua indeks mencetak rekor baru," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, dalam keterangan resmi Senin (28/11/2016).
Pasar Eropa ditutup sedikit lebih tinggi pada hari Jumat berkat rally saham-saham produsen obat, di tengah tipisnya likuiditas akibat sesi singkat di Wall Street In-deks FTSE berakhir 0,17 persen lebih tinggi dilevel 6,840. Di Jerman, indeks DAX terapresiasi 0,09 persen untuk ditutup di 10,699.
"Sementara Indeks CAC 40 Peracis naik 0,17 persne ke level 4.550, didukung oleh keuntungan di sektor kesehatan, kebutuhan konsumen dan teknologi," ujar Hans.
Penerimaan pajak hingga 26 November 2016 baru mencapai Rp 941 triliun atau 69,4 persen dari target yang ditetapkan oleh APBNP 2016 yaitu sebesar Rp1.355,2 triliun. Angka ini sudah termasuk penerimaan PPh migas yang mencapai Rp 31 triliun dan uang tebusan Tax Amnesty sebesar Rp 94 triliun. Partisipasi beberapa profesi dalam amnesty pajak diantaranya yaitu untuk notaris baru 22 persen, untuk posisi pengacara baru 6 persen yang ikut amnesty pajak, profesi kurator yang ikut ber-partisipasi amnesty pajak mencapai 27 persen.
Kemudian untuk pengusaha perbangkan partisipasinya baru 15 persen. Dengan angka tersebut bisa dikatakan tingkat partisipasi dari profesi tertentu masih minim dan masih kurang dari 50%. Maka dari itu ada potensi untuk meningkatkan tingkat partisipasinya. Belum lagi, masih banyak wajib pajak besar yang belum sepenuhnya mengikuti program ini, jika terus digenjot maka akan meningkatkan penerimaan negara.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak