Stabilitas sistem keuangan Indonesia semester I 2016 membaik, didukung oleh kuatnya permodalan dan meningkatnya likuiditas perbankan serta membaiknya kinerja pasar keuangan. Hal ini menjadi salah satu kesimpulan yang terangkum dalam buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) No.27, 2016 yang didiseminasikan pada acara seminar nasional Mitigasi Risiko Sistemik dan Penguatan Intermediasi dalam Upaya Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan pada hari Rabu (30/11/2016) di Yogyakarta.
Dinamika perekonomian global dan domestik di tahun 2016 mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap kondisi sistem keuangan Indonesia. Perlambatan ekonomi Cina serta berlanjutnya pelemahan harga komoditas yang disertai sentimen pasar terkait kenaikan Fed Fund Rate telah memberikan tekanan pada sistem keuangan dan perekonomian Indonesia.
"Namun demikian upaya berkelanjutan yang telah dilakukan untuk meningkatkan ketahanan sektor keuangan mampu menjaga sistem keuangan Indonesia tetap berada dalam kondisi yang stabil," kata Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, dalam keterangan tertulis, Rabu (30/11/2016).
Walaupun terjadi perlambatan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga serta risiko kredit yang masih menunjukkan peningkatan, namun ketahanan industri perbankan masih mampu menyerap potensi risiko yang timbul, khususnya risiko kredit, risiko pasar, dan risiko likuiditas. "Begitu pula dengan industri keuangan non-bank yang masih menunjukkan resiliensi yang cukup baik, meskipun dengan risiko yang cenderung meningkat," ujar Mirza.
Sebagai respons terhadap hasil asesmen stabilitas sistem keuangan dan juga kondisi makroekonomi Indonesia, Bank Indonesia memformulasikan kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran yang terintegrasi, untuk mewujudkan suasana yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan. Beberapa kebijakan makroprudensial yang ditempuh di tahun 2016 antara lain pelonggaran rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) yang berdampak dalam mendorong peningkatan penyaluran kredit properti. Selain itu, kebijakan Loan to Funding Ratio (LFR) yang dikaitkan dengan Giro Wajib Minimum (GWM) telah memperluas ruang penyaluran kredit dan mulai mendorong bank meningkatkan penerbitan surat-surat berharga. Sementara itu dalam rangka mencegah peningkatan risiko sistemik dari pertumbuhan kredit yang berlebihan dan menyerap kerugian yang ditimbulkan, Bank Indonesia kembali menetapkan besaran Countercyclical Buffer (CCB) tetap sebesar 0%.
Selanjutnya, upaya penguatan koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait semakin diperkuat dengan telah ditetapkannya Undang-Undang No. 9 tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan. "Penguatan koordinasi ini diimplementasikan dalam forum koordinasi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) sebagai upaya menjaga stabilitas sistem Keuangan secara nasional," tutup Mirza.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Melambung Tinggi, Harga Emas Dunia Bakal Dijual Rp2,18 Juta per Gram
-
Dari Sampah ke Berkah: BRI Peduli Sulap TPS3R Jadi Sumber Inovasi dan Ekonomi Sirkular
-
Tren Belanja Gen Z Lebih Doyan Beli Produk Kecantikan, Milenial Lebih Pilih Bayar Tagihan
-
Pentingnya Surat Keterangan Kerja Agar Pengajuan KPR Disetujui
-
Kurangi Hambatan Non Tarif, Bank Sentral di ASEAN Sepakat Terus Gunakan Mata Uang Lokal
-
Produksi Padi Indonesia Kalah dari Vietnam, Imbas Ketergantungan Pupuk Kimia?
-
Coca Cola PHK 600 Karyawan, Ini Alasannya yang Mengejutkan
-
Jadwal Lanjutan Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Rilis, Usai Drama Ini Tahap Berikutnya
-
Harga Emas Antam Hari Ini Belum Berubah, Masih Dijual Segini Per Gramnya
-
Pecahkan Rekor Dunia, Rumah Miliader Ini Punya Ruangan Salju Dibangun Rp33 Triliun