Dalam upaya mendorong penggunaan baja produksi dalam negeri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, telah menerbitkan Buku Katalog Produk Baja Konstruksi. Katalog tersebut nantinya akan menjadi bahan referensi, informasi, dan edukasi bagi para pembina, perencana, penyelenggara, penyedia jasa, akademisi, dan asosiasi serta seluruh stakeholder dalam merencanakan dan menentukan jenis produk baja konstruksi yang akan digunakan.
“Pemerintah bekerjasama baik dengan produsen, pengguna, akademisi, dan asosiasi dalam memberikan informasi dan edukasi terkait beton pracetak dan prategang serta baja konstruksi,” ujar Direktur Jenderal Bina Konstruksi Yusid Toyib saat membuka Bimbingan Teknis Perencanaan Dan Pelaksanaan Konstruksi Menggunakan Beton Pracetak sekaligus Bimbingan Teknis Rancang Bangun Konstruksi Baja di Jakarta, Kamis (1/12/2016).
Yusid menyatakan salah satu isu strategis industri baja nasional yang menjadi perhatian pemerintah saat ini adalah belum berkembangnya industri pengolahan bahan baku baja di dalam negeri. Bahan baku yang digunakan oleh industri baja dalam negeri sebagian besar masih tergantung oleh impor.
“Teknologi produksi industri baja dalam negeri yang belum banyak mengaplikasikan peleburan baja terintegrasi menyebabkan total biaya produksi menjadi lebih tinggi,” tuturnya.
Untuk itu ia menyatakan dalam rangka meningkatkan daya saing industri beton pracetak dan prategang nasional beberapa hal yang perlu menjadi tindak lanjut bersama, antara lain mengembangkan jejaring kerjasama antar pelaku rantai pasok material beton pracetak dan prategang, mengembangkan skema pembiayaan yang kompetitif (persyaratan, suku bunga, kredit, asuransi, hak guna pakai, penjaminan) untuk lebih mendorong pengembangan industri beton pracetak dan prategang serta membuat langkah strategis bersama dalam upaya meningkatkan persentase penggunaan beton pracetak dan prategang.
“Dalam waktu dekat perlu dilakukan sinergi antara industri beton pracetak dan prategang bersama perusahaan baja dalam negeri dalam upaya mendukung pasokan baja tulangan dan PC Strand,” tambahnya.
Menurut Yusid, industri beton pracetak dan prategang adalah industri yang memiliki karakter dengan keunggulan utama, yaitu kualitas material beton lebih terjamin, jaminan kontinuitas proses produksi material beton sehingga pelaksanaan konstruksi dapat terjaga dan lebih akurat, serta waktu pelaksanaan atau pembangunan kontruksi lebih cepat dengan produk konstruksi lebih berkualitas dan aman.
Untuk itu ia berharap hasil dari kegiatan Bimbingan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan tentang industri dan teknologi beton pracetak dan pretegang serta baja konstruksi serta menjadi sarana komunikasi bagi seluruh stakeholder maupun shareholder dalam mengidentifikasi, merumuskan dan menyelesaikan permasalahan atau hambatan dalam upaya mendorong kemandirian industri beton pracetak dan prategang serta baja konstruksi nasional.
Baca Juga: Kementerian PUPR Bangun Jalan Lingkar Pulau Samosir
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat