Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin (16/1/2017) ditutup turun sebesar 2 poin atau 0,06 persen ke level 5.270 setelah bergerak di antara 5.270-5.291. Sebanyak 134 saham naik, 155 saham turun, 108 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 5.136 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) Rp 193 miliar.
Pasar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ditengah ketidakpastian menjelang dirilisnya earning season triwulan IV/2016, dan pasar menantikan rincian kebijakan ekonomi yang akan ditempuh oleh presiden terpilih Trump setelah pelantikan pada 20 Januari. Pasar menantikan sentimen baru dari laporan keuangan emiten dan data ekonomi yang terbaru. Tiga bank besar dijadwalkan akan merilis laporan keuangan pada Jumat pekan ini.
"Dow Jones melemah 0,03 persen ke level 19,885," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, dalam keterangan resmi (17/1/2017).
Pasar Eropa ditutup melemah pada perdagangan Senin (16/1/2017), di tengah kekhawatiran Inggris akan keluar pasar tunggal Uni Eropa dan Presiden terpilih AS Donald Trump menyarankan negara-negara lain mengikuti Inggris. Pelemahan indeks tertahan oleh oleh penguatan saham eksportir.
"FTSE melemah 0,15 persen ke level 7,327. DAX melemah 0,64 persen ke level 11,554. CAC melemah 0,82 persen ke level 4,88," ujar Hans.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus 8,78 miliar dollar AS pada 2016, atau naik 1,11 miliar dollar AS dari neraca perdagangan 2015 sebesar 7,67 miliar dollar AS. Meski begitu, kinerja ekspor justru mengalami pelemahan sebab nilainya hanya144,4 miliar dollar AS sepanjang 2016, atau turun dari 150,3 miliar dollar AS pada 2015 lalu. Rinciannya yaitu ekspor migas hanya 13 miliar dollar AS, turun dari tahun lalu yang mencapai 18,5 miliar dollar AS.
Adapun ekspor non-migas mencapai 131,3 miliar dollar AS atau turun tipis dari tahun lalu yang mencapai 131,7 miliar AS. Lonjakan surplus neraca perdagangan justru diban-tu oleh turunnya nilai impor Indonesia sepanjang 2016 yang hanya 135,6 miliar dollar AS, jauh dari 142,6 miliar dollar pada 2015 lalu. Rinciannya yaitu impor migas pada 2016 mencapai 18,7 miliar dollar AS, atau turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 24,6 miliar dollar. Adapun nilai impor non-migasnya hanya 116,8 miliar dollar, juga turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 118 miliar dollar AS.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun
-
Jurus Bahlil Amankan Stok BBM di Wilayah Rawan Bencana Selama Nataru
-
Modal Dedaunan, UMKM Ini Tembus Pasar Eropa dan Rusia dengan Teknik Ecoprint
-
Perubahan Komisaris Bank Mandiri Dinilai Strategis Dukung Ekspansi Bisnis
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Grab Tawarkan Jaminan Tepat Waktu Kejar Pesawat dan Kompensasi Jutaan Rupiah