Pengamat Ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Core Indonesia, Mohammad Faisal mengingatkan kepada pemerintah Indonesia untuk waspada pasca dilantiknya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Pasalnya, rencana kebijakan-kebijakan yang akan dikeluarkan Donald Trump ini terbilang anti mainstream dan dampaknya besar kepada negara lain termasuk Indonesia. Ia pun memproyeksikan ada potensi keluarnya dana asing dari Indonesia yang cukup besar ke Amerika Serikat yang akan menganggu nilai tukar rupiah dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
“Seperti yang sudah kita dengar Trump saat kampanye, dia akan mengeluarkan kebijakan yang terbilang anti mainstream, hal ini memunculkan kekhawatiran di semua negara. Diperkirakan kebijakan Trump yang akan memproteksi ekonomi AS ini berpotensi menarik dana Amerika yang ada di Indonesia ke AS. Ini perlu diwaspadai,” kata Faisal saat dihubungi suara.com, Selasa (23/1/2017).
Selain itu, lanjut Faisal, pihaknya memprediksikan ada potensi kenaikan Fed Fund Rate dalam waktu dekat. Menurutnya, jika Trump menaikan FFR hal ini akan mengakibatkan biaya penerbitan obligasi pemerintah Indonesia semakin mahal.
“Jika kebijakan Trump ini ekspansif seperti ini, nantinya bukan hanya akan meningkatkan jumlah utang yang harus dibiayai dengan obligasi, hal ini juga akan berdampak kepada inflasi yang akan mengalami kenaikan. The Fed bahkan telah berencana menaikkan suku bunga acuannya hingga ke level 1,75 persen pada akhir 2017. Implikasinya, imbal hasil obligasi AS juga akan semakin meningkat," ujarnya.
Jika kebijakan kenaikan FFR benar-benar dilakukan oleh Trump, menurut Faisal, hal ini akan mendorong meningkatnya aliran modal dari negara lain termasuk dari Indonesia ke AS. Dengan demikian, yield atau bunga obligasi pemerintah akan terdorong untuk semakin tinggi.
"Kondisi ini akan semakin membebani APBN. Kenapa demikian, karena sebagian besar sekitar 79 persen porsi utang Indonesia itu dalam bentuk obligasi. Ini sangat mengkhawatirkan sekali ya. Sehingga pemerintah harus berhati-hati dan tetap waspada untuk menahan dampak kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Trump ini,” ungkapnya.
Baca Juga: Trump Proteksionis, Pasar Saham AS Melemah
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Saham SUPA Keok di Tengah Kinerja Positif Cetak Laba Rp122 Miliar
-
Batavia Prosperindo Lewat RFI Kucurkan Rp200 Miliar Transformasi Mal di Batam
-
Update Harga BBM Pertamina, Shell dan Vivo Jelang Natal dan Tahun Baru 2026
-
Aset Tanah Ade Kuswara Kunang Tersebar dari Bekasi, Cianjur Hingga Karawang
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari