Tahun 2016 lalu, Bank Dunia menaikkan peringkat kemudahan berbisnis atau Ease of Doing Business Indonesia dari sebelumnya peringkat 106 kini naik menjadi peringkat 91 atau mengalami kenaikan 15 peringkat. Pemeringkatan tersebut dilakukan kepada 190 negara yang berada di kawasan Asia Pasifik.
Menanggapi laporan Bank Dunia tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kenaikan peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia karena paket kebijakan ekonomi yang selama ini telah diluncurkan oleh pemerintah.
“Ini semua berkat paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan oleh pemerintah sepanjang tahun 2016. Kebijakan-kebijakan ini perlahan telah menggairahkan iklim investasi ditengah perlambatan perekonomian global,” kata Darmin dalam acara Mandiri Investment Forum, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (8/2/2017).
Selain itu, lanjut Darmin, perbaikan posisi kemudahaan berusaha Indonesia ini merupakan hasil koordinasi antara pemerintah pusat, kementerian dan lembaga, beserta pemerintah daerah.
"Kita tahun lalu itu membaik, dari posisi 106 menjadi 91. Itu terus kita kerjakan dari Februari 2016 dengan memanggil semua K/L dan Pemda, utamanya Jakarta dan Surabaya," katanya.
Darmin memastikan, pemerintah akan terus memperbaiki sektor kemudahan berusaha ini, agar tingkat kemudahan berbisnis Indonesia semakin meningkat. Darmin pun berharap, dengan adanya perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah, hal ini dapat mendongkrak investasi di Indonesia.
“Jadi perekonomian kita bisa lebih kuat untuk menghadapi tantangan perekonomian global yang sat ini tengah mengalami perlambatan,” ujarnya.
Seperti diketahui, pemerintahan Joko Widodo saat ini tengah menerapkan pola debirokratisasi hal ini terlihat dari 15 paket kebijakan ekonomi yang telah diluncurkan oleh pemerintah. Guna mendukung upaya pemerintah, Badan Koordinasi Penanaman Modal bahkan juga menggenjot setiap peluang investasi, dengan melakukan penyederhanaan perizinan. Mereka pun mengandalkan pelayanan terpadu satu pintu, yang menjadi program unggulan BKPM dalam menarik minat investasi ke Indonesia.
Baca Juga: Pemerintah Patok Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini 5,1 Persen
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
QRIS Makin Praktis, Nikmati Limit Kartu Kredit BRI Langsung di BRImo
-
OJK Ungkap 7 Perusahaan Asuransi Terancam Bangkrut, Potensi Rugi Hingga Rp19 Triliun!
-
Vietnam-AS Makin Mesra, Vietjet Pesan 200 Pesawat Boeing Senilai US$32 miliar
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Anak Usaha Astra Beli Tambang Emas di Sulut
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
-
Alasan Pindahkan Tiang Listrik PLN dari Tanah Pribadi Harus Bayar
-
Aib dan Borok Asuransi BUMN Dibongkar OJK di Depan DPR, Taspen dan Asabri Disebut Paling Buruk!
-
APBN 2026 Disahkan, Jadi 'Senjata' Pertama Pemerintahan Prabowo