Suara.com - Hari yang ditunggu-tunggu oleh pemerintah dan banyak masyarakat Indonesia, akhirnya datang juga. Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud akan memulai kunjungan bersejarahnya di Indonesia, Rabu (1/3/2017) hari ini.
Jauh hari sebelum kedatangannya, beragam fakta terkait Raja Salman dan agenda kunjungannya ke Indonesia sudah lebih dulu mengundang decak kagum sekaligus kehebohan tersendiri.
Kekagamuman kepada sang raja itu sudah dimulai dari informasi bahwa Salman akan datang dengan rombongan yang terbilang besar. Ia datang bersama 1.500 anggota rombongan, termasuk 10 menteri dan 25 pangeran.
Rombongan itu akan datang menumpangi tujuh pesawat berukuran raksasa, dua unit Boeing 777; satu Boeing 747-300; satu Boeing 757; satu Boeing 747 SP; satu Boeing 747-400; dan, satu Hercules. Fakta terkait Raja Salman dan rombongan juga semakin menghebohkan karena—seperti biasanya—selalu dibalut oleh kemewahan.
Tak mau tampil apa adanya, Indonesia lantas berbenah. 10 ribu polisi dikerahkan untuk mengamankan raja. Sejumlah tempat yang bakal dikunjungi raja juga ikut bersolek. Semua persiapan itu dilakukan karena Indonesia menilai kunjungan Raja Salman dianggap sangat spesial.
Keistimewaan kunjungan Raja Salman itu bukan hanya karena dinilai bersejarah lantaran menjadi kali pertama sejak kunjungan terakhir kaum ningrat Saudi terjadi 47 tahun silam (10 Juni 1970), tapi juga digadang-gadang mampu membantu perekonomian nasional.
Bahkan, sebagian warga memercayai sang raja yang membawa duit investasi senilai 25 miliar Dolar AS atau setara Rp 333 triliun, itu merupakan "derma" agar Indonesia lepas dari ketergantungan ekonomi kepada sejumlah negara asing lain. Benarkah?
Terlepas dari beragam persepsi, kedatangan Raja Salman ke Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara sebenarnya justru untuk berjualan saham Saudi Arabian Oil Co atau beken disebut Saudi Aramco.
Baca Juga: Liburan, Raja Salman Borong Seluruh Mobil Mewah Sewaan di Bali
"Mereka (Arab Saudi) mau jualan saham Aramco. Mereka menerbitkan obligasi seperti yang kita lakukan," tutur Direktur Strategis dan Portofolio Utang Kementerian keuangan RI Schneider Siahaan kepada wartawan, Senin (27/2/2017).
Aramco, kata dia, ingin menjual 5 persen sahamnya melalui initial public offering (IPO) atau penawaran saham perdana. Penjualan saham itu diperkirakan akan menguntungkan Arab Saudi sebesar USD 100 miliar dengan estimasi nilai Saudi Aramco mencapai USD 2 triliun.
Peneliti tamu King Faisal Centre for Research and Islamic Studies Jepang, Makio Yamada, mengungkapkan penawaran itu akan menjadi IPO terbesar dalam sejarah.
"Rekor IPO Saudi Aramco itu akan memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang Alibaba. Tahun 2015, Alibaba melepas saham yang bisa menghimpun dana USD 25 miliar," terangnya, seperti dilansir media Rusia, Sputniknews, Sabtu (25/2) pekan lalu.
Aksi penjualan saham Aramco itu terpaksa dilakukan, karena pemerintah Arab Saudi membutuhkan dana guna membiayai belanja negara. Hal itu berkelindan dengan anjloknya harga minyak dunia yang turun dari USD 90 per barel menjadi USD 50/barel sejak tahun 2010.
Padahal, bisnis perminyakan mencapai separuh dari total nilai ekonomi Arab Saudi. Merosotnya harga minyak dunia itu berimbas pada menurunnya pertumbuhan ekonomi negeri Raja Salman.
Berita Terkait
-
Liburan, Raja Salman Borong Seluruh Mobil Mewah Sewaan di Bali
-
Tak Ada Pemberian Santunan Korban Crane dalam Agenda Raja Salman
-
Denny Malik Akan Tampilkan Tarian Zapin di Hadapan Raja Salman
-
Polisi Sudah Punya Skenario Lalu Lintas Saat Raja Arab Naik Mobil
-
Mengapa Raja Arab Bawa 25 Pangeran, Benarkah Jual Saham Aramco?
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Rupiah Mulai Bangkit, Didukung Pemangkasan Suku Bunga The Fed
-
Krisis BBM SPBU Swasta, Akankah Terulang Tahun Depan?
-
Harga Emas Antam Lebih Mahal Rp 15.000 Hari Ini, Jadi Rp 2.431.000 per Gram
-
IHSG Lagi-lagi Melesat Pagi Ini, Betah di Level 8.700
-
Bocoran Saham IPO Awal 2026, Ada Emiten Prajogo Pangestu dan Happy Hapsoro
-
RI Raup USD 10 Juta dari Jualan Produk Halal di Jepang
-
Mandiri BFN Fest 2025 Dibuka: Industri Fintech Bidik Kepercayaan Publik dan Inklusi Keuangan
-
Wamentan Sudaryono Pastikan Pemulihan Sawah Terdampak Bencana di 3 Provinsi, Tanah Bisa Diolah Lagi
-
IHSG Berpotensi Rebound ke Level 8.750 di Tengah Sinyal Hawkish The Fed
-
Wamentan Sudaryono Ajak Jajaran Kementan Perkuat Integritas: Korupsi Adalah Extraordinary Crime!