Ekonom Katalis Indonesia, Adi Wibowo meyakini dengan ditandatangani beberapa kesepakatan untuk melakukan kerjasama ekonomi yang dilakukan dalam kunjungan Raja Salman setidaknya memberikan harapan diversifikasi kerjasama tidak hanya pada sektor jasa, tapi bisa eksplorasi kerjasama ekonomi yang lain.
Bagi Indonesia, sebenarnya Arab Saudi dapat menjadi pasar bagi produk makanan dan pakaian hasil Usaha Kecil dan Menengah yang hari ini cukup berkembang di Indonesia. Tentunya di sektor energi dan migas juga kita berharap akan ada realisasi kerjasama yang mengangkat kedua belah pihak.
Selama ini, kerjasama Indonesia -Saudi yang dominan adalah pada sektor jasa, termasuk jasa haji dan umroh yang mana menyumbangkan pemasukan sebesar 39 persen di tahun 2010 bagi Arab Saudi, dan naik 51 persen di tahun 2015, dengan Indonesia mengirim 300.000-400.000 jemaaah haji/umroh setiap tahun.
"Kunjungan Raja Salman menjadi catatan yang cukup memberi harapan, walaupun kita tahu bahwa hubungan Saudi dengan Indonesia punya sisi historis dan cukup baik secara sosial politik. Namun, dalam kerjasama ekonomi tentunya kita juga melihat dari konteks kondisi ekonomi global saat ini dimana di dunia juga terjadi perubahan, krisis ekonomi, ketidakpastian di Amerika Serikat dan Eropa," kata Adi di Jakarta, Jumat (3/3/2017).
Selama ini, lanjut Adi, Arab Saudi sangat dekat dengan Amerika, Eropa sehingga kalau kita melihat hubungannya dengan negara-negara Asia itu masih boleh dikatakan minim. Sementara, dari sisi domestik Saudi, mereka juga perlu melakukan diversifikasi dari sumber penerimaan mereka dan juga dari kegiatan ekonominya.
"Dengan adanya perubahan domestik maupun global mendorong Arab Saudi untuk melakukan strategi political economy yang mungkin akan menjadi strategi baru bagi Saudi," ujarnya.
Diakui Adi, kondisi ekonomi Saudi sebenarnya saat ini dalam keadaan tidak begitu baik, defisitnya terhadap GDP Arab Saudi itu sekitar -11,7 persen di tahun 2016. Itu budget balance-nya. Tetapi kalau kita bandingkan di tahun 2010, bahwa defisitnya itu tidak sampai dua digit, bahkan cuma satu digit.
"Diharapkan dengan adanya kerja sama bilateral ini, kondisi perekonomian kedua negara membaik dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya," tukas Adi.
Baca Juga: Investasi Arab Saudi di Indonesia Rendah, Inilah Sebabnya
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
COO Danantara Minta Publik Tak Khawatir Redenominasi: Sudah Dipikirkan dengan Baik
-
146 SPBU Pertamina Sudah Ditambahkan Etanol 5 Persen, Segera Lanjut Jadi 10 Persen
-
Desa BRILiaN dari BRI Jadi Pilar Pemerataan Ekonomi Nasional
-
Kementerian ESDM Berhati-hati Tangani Tambang Emas Ilegal di Mandalika
-
10 Kebiasaan Hedonisme yang Diam-Diam Menguras Dompet, Awas Bikin Gaji Langsung Lenyap!
-
Kementerian ESDM Alokasikan Anggaran Rp 4,35 Triliun untuk PLN
-
Trump Bagi-bagi Duit Rp 32 Juta ke Warganya, Dorong Harga Bitcoin Meroket?
-
Mengenal GrabModal Narik: Pinjaman untuk Driver yang Bisa Jeda Cicilan, Ini Syaratnya
-
OJK Kejar 8 Pinjol Nakal: Siapa yang Terancam Kehilangan Izin Selain Crowde?
-
Realisasi Anggaran Kementerian ESDM Baru 31 Persen, Ini Penjelasan Bahlil ke DPR