Anggota Komisi XI DPR, M. Sarmuji mengatakan, investasi Arab Saudi selama ini cenderung rendah. Pasalnya, pemerintah kita belum bisa meyakinkan peluang investasi yang dapat menarik perhatian pengusaha Arab Saudi.
Menurutnya, terkadang ketertarikan bukan karena apa yang secara obyektif menguntungkan, tetapi bagaimana cara mengkomunikasikan dan faktor lain yang menyebabkan dekatnya hubungan.
Arab Saudi selama ini banyak menginvestasikan uangnya ke Amerika dan Eropa. Hal ini terkait hubungan politik dan keamanan.
"Indonesia sebenarnya punya modalitas untuk lebih dekat lagi dengan Saudi. Kedekatan sebagai sesama negara muslim, persamaan pandangan politik tentang Palestina, hubungan yang multikoneksi dan lain-lain. Dengan kedekatan, lobby bisnis untuk kepentingan dua negara bisa dilakukan," kata Sarmuji di Kompleks DPR Senayan, Jakarta, Jumat (3/3/2017).
Salah satu sektor investasi yang strategis dikerjasamakan, kata Sarmuji, adalah sektor migas. Saudi penghasil minyak mentah terbesar dunia, dan Indonesia adalah negara net importir.
"Pembangunan kilang minyak merupakan salah satu peluang investasi bagi kedua negara," ujar dia.
Di luar itu, peluang investasi lain yang layak ditawarkan adalah sektor pariwisata. Bila pengusaha Saudi menanamkan investasi di sektor ini, mereka akan lebih punya sensitifitas tentang selera dan apa yang menarik bagi orang kaya Timur Tengah. Dengan demikian akan menguntungkan bagi kedua negara.
"Pengusaha Saudi untung karena investasinya dan memiliki pasar yang jelas, Indonesia juga untung karena ada perluasan dan penguatan potensi pariwisata," kata dia.
Baca Juga: Inilah Bentuk Kerjasama RI-Arab Saudi di Kelautan dan Perikanan
Lebih lanjut dikatakan politisi Golkar itu, jika kita bisa membangunkan rasa kebersamaan sebagai sesama muslim yang harus saling membantu, Saudi akan memberikan banyak hal yang kita mau. Namun demikian, bagaimanapun bisnis adalah bisnis, mereka juga berharap keuntungan dari apa yang ditanamkan di Inddonesia. Termasuk di dalamnya tentang infrastruktur.
"Jika kita bisa meyakinkan bahwa infrastruktur bagi Indonesia adalah kunci mensejahterakan rakyat yang sebagian besarnya adalah Muslim dan bagi mereka terdapat keuntungan, kemungkinan besar mereka akan tertarik membiayainya," pungkas dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Harga Emas Antam Naik Lagi Didorong Geopolitik: Waktunya Akumulasi?
-
Menkeu Purbaya: Bos Bank Himbara Terlalu Bersemangat Jalankan Ide Presiden
-
BPJS Ketenagakerjaan-Perbarindo Tandatangani MoU, Berikan Perlindungan Jaminan Sosial Pegawai
-
Investor Asing Guyur Dana Rp 583,10 miliar ke Pasar Modal, IHSG Menghijau Selama Sepekan
-
Setelah Tak Naik, Pekerja-Pengusaha Ingin Menkeu Purbaya Moratorium Cukai Rokok 3 Tahun
-
Pemerintah Gandeng Modal Ventura Buka Akses Pendanaan Seluas-luasnya ke UMKM Jakarta
-
ESDM Sebut Ada SPBU Swasta yang BBM-nya Akan Kosong, Belum Sepakat dengan Pertamina?
-
Simulasi Cicilan Apple iPhone 17 Pakai PayLater
-
Pertamina Mulai Pasok BBM ke Vivo, Stok Bakal Mulai Normal?
-
Purbaya Tantang Balik Rocky Gerung: Kalau Ekonomi Tumbuh 5-6 Persen, Harus Minta Maaf ke Saya