Persatuan Organisasi Purnakarya Pertamina (POPP) mengaku terkejut mendengar dilantiknya Elia Massa Manik menjadi Direktur Utama PT Pertamina. Sebab sosok Elia dianggap bukan sebagai ahli yang profesional dalam bidang minyak dan gas (migas) selama ini.
Menurut juru bicara Persatuan Organisasi Purnakarya Pertamina (POPP) Teddy Syamsuri, Elia sebelum ini menjabat sebagai Dirut PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III. Nama Elia memang sudah santer dikabarkan menjadi Dirut Pertamina sejak pertengahan Februari lalu. Elia Manik juga pernah menjabat sebagai Dirut PT Elnusa Tbk dari Juni 2011 hingga Mei 2014.
Prestasinya, menurut Teddy yang aktif di komunitas Pelaut Senior, Elia sebagai Dirut PTPN III yang merupakan holding (induk usaha) dari 14 perusahaan perkebunan negara tercatat mampu mengelola jumlah karyawan sekitar 139 ribu orang. “Dan ketika Elia menjabat Dirut Elnusa, dia berhasil memecat atau merumahkan sebanyak 178 orang, karena kedapatan tidak jujur. Hanya itu yang publik bisa ketahui, prestasi lain tidak diketemukan”, tuturnya dalam keterangan tertulis, Kamis (16/3/2017).
Ketua Umum Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina (eSPeKaPe) Binsar Effendi Hutabarat merasa pilihan Elia Manik menjadi Dirut Pertamina sebenarnya kurang mencerminkan harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berjanji akan patuh pada konstitusi negara dan tunduk pada kehendak rakyat.
“Janganlah memanfaatkan ucapan Presiden Jokowi yang ingin ada prosesnya lebih terbuka, dengan memasukkan calon dari eksternal. Maksudnya agar ada prinsip keadilan dengan keseimbangan. Sehingga bisa didapatkan pemimpin yang benar-benar tepat, langsung saja para pembantunya memilih ‘kucing dalam karung’ tanpa publik tahu siapa Elia Manik itu yang sesungguhnya” kata Binsar Effendi.
Menurut Binsar Effendi yang Ketua Dewan Penasehat Mabes Laskar Merah Putih (LMP) ini, pencopotan Dwi Sutjipto dari jabatannya adalah contoh penting. Dwi yang semula menjabat sebagai Dirut PT Semen Indonesia Tbk oleh Menteri BUMN Rini Sumarno, kemudian dijadikan Dirut Pertamina pada November 2014. Di tengah jalan, Dwi lalu dicopot hanya gara-gara disharmonis dengan Wadirut Pertamina Ahmad Bambang yang juga ikut dieksekusi. "Apa masih belum menjadi bukti?,” ujar Binsar.
Binsar menyayangkan dilantiknya Elia Massa Manik menjadi Dirut Pertamina. Sebab Elia bukanlah ahli minyak dan gas bumi (migas). “Elia bukan orang professional dibidang migas. Serta Elia juga miskin akan pengalaman sejarah, keadaan dan karakter BUMN Migas plat merah ini. Maka sangatlah jauh panggang dari api jika dia akan mampu mengelola perusahaan sebesar Pertamina yang sedang menuju menjadi World Class Company,” kata Binsar Effendi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T