CEO Sintesa Group, Shinta Widjaja Kamdani, menjelaskan bahwa saat ini sektor yang paling ingin dikembangkan Swedia di Indonesia adalah infrastruktur. Minat Swedia terutama dalam proyek infrastruktur transportasi.
"Kerjasama Bombardier-INKA untuk pembuatan gerbong kereta api, merupakan salah satu contoh kerjasama yang saling menguntungkan, dimana Indonesia mendapatkan alih teknologi tinggi dan Swedia mendapatkan keuntungan nilai produksi yang kompetitif untuk bisnisnya," kata Shinta dalam keterangan resmi, Jumat (26/5/2017).
Khusus terkait dengan isu lingkungan, pemerintah Swedia telah berjanji akan terus mendorong penggunaan teknologi yang ramah lingkungan, melalui organisasi yang ada di Indonesia, yaitu Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Sedangkan di bidang bisnis, kerjasama dilakukan melalui KADIN dengan Business Sweden (Swedish Trade & Invest Council) dan beberapa pengusaha asal Swedia.
Shinta yang juga menjabat sebagai President Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) menjelaskan, IBCSD bertujuan untuk mempercepat komitmen perusahaan di bidang kehutanan untuk menghilangkan deforestasi dari rantai pasokan mereka, dengan berperan sebagai organisasi host regional untuk Tropical Forest Alliance 2020 untuk Asia Tenggara, sejak 2016.
Sementara untuk kerjasama di bidang energi, pada bulan Februari 2017 lalu, Inisiatif Union untuk Solusi Energi Berkelanjutan Indonesia-Swedia (INSIST) telah berhasil diluncurkan. Tujuan kerjasama ini adalah untuk meningkatkan kerjasama inovasi teknologi untuk pengembangan energi terbarukan.
Shinta berharap, dengan penghargaan yang diterimanya dari pemerintah Swedia, akan membuat awal kebangkitan baru bagi peningkatan kerjasama Indonesia-Swedia ke depan.
“Saya ingin, setelah selesainya pertemuan bilateral dan forum bisnis ini, segala hambatan perdagangan yang masih terjadi di kedua negara, akan bisa diselesaikan lebih cepat, mengingat dalam beberapa tahun terakhir, perdagangan Indonesia-Swedia terus mengalami penurunan,” tutup Shinta.
Jika realisasi nilai perdagangan Indonesia-Swedia terus menurun, realisasi investasi Swedia di Indonesia justru terus meningkat. Investasi Swedia meningkat dari 0,7 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2013, naik menjadi 4,5 juta dolar AS pada tahun 2016.
Baca Juga: Ada 35 Perusahaan Swedia Yang Minat Investasi di Indonesia
Bahkan, pada kuartal pertama 2017, nilai investasi Swedia ke Indonesia sudah mencapai 8,7 juta dolar AS. Swedia merupakan investor terbesar ke-41 pada 2016, dengan nilai 4,5 juta dolar AS, dimana sektor investasi terbesarnya adalah sektor perdagangan dan kertas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar