PT Freeport Indonesia bersama masyarakat Lembah Aroanop, Distrik Tembagapura, Mimika mengharapkan peresmian fasilitas Lapangan Terbang Anggoinggin bisa dilaksanakan bersamaan dengan puncak perayaan HUT ke 72 Kemerdekaan RI pada 17 Agustus mendatang.
"Sebenarnya masyarakat Aroanop mengharapkan peresmian Lapter Anggoinggin bisa dilakukan bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI tahun 2016. Namun karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan saat itu, maka diharapkan perayaan 17 Agustus 2017 dipusatkan di Aroanop sekaligus meresmikan Lapter Anggoinggin," kata Nathan Kum selaku Manajer Community Relations Community Liaison Officer (CLO) PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, Jumat (30/6/2017).
Nathan mengatakan pembangunan Lapter Anggoinggin Aroanop memakan waktu cukup lama, yakni sekitar enam tahun.
Pengerjaan Lapter tersebut berlangsung sejak 2012, dengan beberapa kali terjadi perubahan arah sesuai rekomendasi dari instansi terkait.
Lapter Anggoinggin Aroanop memiliki landas pacu sepanjang 461 meter, lebar 18 meter dengan kemiringan 7-9 persen, mampu didarati pesawat jenis Pilatus Porter dan pesawat Cessna Grand Caravan.
Lapter Anggoinggin Aroanop yang berada pada ketinggian 2.200 kaki di atas permukaan laut (dpl) merupakan satu dari dua lapangan terbang yang dibangun PT Freeport di wilayah dataran tinggi Mimika.
Satu lagi lapangan terbang yang dibangun oleh PT Freeport di dataran tinggi Mimika yaitu Lapter Mulu di Kampung Tsinga yang berada pada ketinggian 4.000 kaki dpl telah beroperasi sejak Januari 2012.
"Lapangan terbang ini bisa selesai karena ada kerja sama yang baik antara pemerintah, perusahaan dan masyarakat. Setelah peresmian, fasilitas ini nantinya akan diserahkan kepada pemerintah untuk dapat dioperasikan dan digunakan untuk melayani masyarakat," kata Nathan yang juga bertindak sebagai pimpinan proyek pembangunan Lapter Anggoinggin Aroanop.
Baca Juga: Freeport Indonesia Rampung Bangun Lapangan Terbang Anggoinggin
Ia menyebut kendala utama yang membuat pekerjaan Lapter Anggoinggin memakan waktu hingga enam tahun yaitu kondisi tanah yang labil dan curah hujan yang tinggi sehingga pekerjaan hanya bisa dilakukan saat kondisi cuaca cerah.
Peralatan berat seperti eksavator dan buldozer semuanya didatangkan dari Timika diangkut dengan helicopter lalu dirakit kembali di Aroanop lantaran tidak ada akses jalan raya yang menghubungan Timika ke Aroanop dan sebaliknya.
"Kondisi tanah di lokasi Lapter Anggoinggin saat pekerjaan awal pada kedalaman empat meter berlumpur dan labil. Kami harus membongkar tanah hingga kedalaman tujuh meter lalu dipasang karpet (geo textil) dan ditimbun dengan meterial keras yang diambil dari sungai," jelas Nathan.
Kepala Dishubkominfo Mimika John Rettob mengakui pembangunan Lapter Anggoinggin Aroanop cukup sulit karena medan yang menantang.
Awalnya, PT Freeport merencanakan panjang landas pacu Lapter Anggoinggin Aroanop hingga 600 meter, namun karena kondisi geografis yang tidak memungkinkan maka panjang landas pacu hanya maksimal 461 meter.
Menurut John, konstruksi Lapter Anggoinggin berupa lapisan batu dan kerikil keras karena pertimbangan demi keselamatan penerbangan.
Tag
Berita Terkait
-
Freeport Indonesia Rampung Bangun Lapangan Terbang Anggoinggin
-
Diresmikan Jokowi, Warga Tasikmalaya Bisa Mudik Pakai Pesawat
-
Jokowi Optimis Bandara Wiriadinata Genjot Ekonomi Tasikmalaya
-
Kemenhub dan TNI Teken MOU Pengembangan Bandara Wiriadinata
-
Ini Sembilan Tuntutan Demonstran Buruh Freeport Pada Pemerintah
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri