Tak perlu menunggu usia dewasa untuk merintis wirausaha. Nikita Wetu, gadis belia berusia 15 tahun dari Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah membuktikannya. Di usia yang mungkin banyak anak lain masih sibuk bermain dan belajar, Nikita telah menjadi tulang punggung keluarga dengan berjualan roti goreng.
Sehari-hari, Nikita mengulen adonan roti goring dalam baskom hitam.”Saya biasanya membuat adonan saat Subuh dan berjualan sebelum sekolah. Lumayan saya bisa dapat tambahan untuk sekolah,” kata Nikita dalam wawancara khusus dengan Suara.com di Jakarta, Jumat (21/7/2017).
Walau sibuk berjulan roti goreng, Nikita tak melupakan pentingnya bersekolah. Secara akademis, Nikita memperoleh prestasi membanggakan. Nikita selalu mendapat peringkat pertama di sekolah. Bahkan ia menjadi Ketua OSIS di sekolahnya.
Semangat hidup Nikita yang tinggi tak lepas dari latar belakang kehidupannya yang berat. Ayahnya meninggal dunia digigit ular berbisa saat bekerja di perkebunan kelapa sawit di Sabah, Malaysia. Peristiwa itu terjadi ketika Nikita masih kecil. “Sejaj itu, saya hidup berdua saja dengan Mama,” ujarnya.
Sang Ibu mewanti-wanti Nikita agar tidak main-main dengan sekolahnya. Bahkan ibunya menasihati bahwa hidup Nikita tak akan banyak berubah jika tak bersekolah. “Saya harus berpendidikan agar bisa mengurus diri sendiri,” jelasnya.
Bayangan masa depan yang penuh tantangan melecut semangat juang Nikita. Ia sudah bertekad untuk kelak menjadi seorang entrepreneur. Ia belajar berjualan roti goreng mengikuti pamannya.
Ia mengumpulkan berbagai ide kreatif untuk membesarkan bisnis roti gorengnya. Salah satunya dengan memasukkan berbagai pilihan rasa serta berbagai cara lain untuk meningkatkan penjualan.
“Modal awal saya adalah ketika memenangkan lomba hapalan Injil di sekolah. Saya mendapat hadiah uang Rp100 ribu. Dari situ, saya memulai jualan roti goreng,” tutur gadis kelahiran 10 Maret 2002 tersebut.
Baca Juga: Karina Mecca dan Keisha Deisra, Pendiri Dulcet Patisserie
Sejauh ini, rata-rata keuntungan Nikita dari berjualan roti goreng mencapai Rp50 ribu per hari. Bisnis roti gorengnya meskipun kecil, namun mampu menopang kehidupannya bersama ibunya. Ia bisa membeli baju, membayar biaya sekolah, serta membantu pengobatan ibunya yang terkena kanker payudara.
Nikita optimis perempuan muda di Flores bisa maju bersama. Menurutnya memajukan derah tak harus dengan bekerja di pemerintahan. Bergelut di dunia wirausaha dan mendirikan bisnis yang bisa memberdayakan perempuan muda juga bisa menjadi solusi. “Saya juga ingin kuliah di Fakultas Ekonomi kelak,” tutup Nikita.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan