Anggota Komisi XI DPR RI, Muhammad Misbakhun mengakui bahwa Raffi Ahmad adalah selebriti yang fenomenal di tengah jaman media sosial mendominasi alam kehidupan generasi milenial. Nama Raffi Ahmad digemari ke seluruh pelosok negeri, memberikan sihir selebritinya. Apapun yang dia lakukan menghipnotis pemirsa layar kaca. Orang terpukau, kagum, menggemari dan sebagian menjadi penggemar fanatiknya. Raffi Ahmad adalah produk dunia hiburan yang dibangun untuk menghibur kehidupan masyarakat sehari-hari. Melepaskan sebagian beban kehidupan yang berat. Layar kaca televisi dan layar smart phone yang jadi media perantaranya.
"Raffi Ahmad menjadi show case bagi produk industri, mulai produk yang massal sampai produk yang eksklusif dan limited. Apa yang dipakai oleh Raffi Ahmad mulai dari kaos oblong sampai jaket bomber jadi pembicaraan generasi milenial pengguna media sosial. Saat generasi milenial menggunakan medsos sebagai interaksi sosial mereka dalam dunia maya, produsen juga merubah sebagian cara mereka memasarkan produknya untuk menarik minat pembeli. Ada show case di pusat perbelanjaan, ada virtual show case di dunia maya dan ada show case lewat figur terkenal seperti atlet dan artis. Raffi Ahmad masuk dalam kategori itu," kata Misbakhun di Jakarta, Rabu (9/8/2017).
Figur selebriti seperti Raffi Ahmad yang dimanfaatkan oleh produsen dengan sangat jeli. Lalu ada importir mobil kelas atas merk Koenigsegg yang sangat mahal memasarkan mobilnya dengan memanfaatkan popularitas Raffi Ahmad dan di unggah di akun media sosial milik Raffi Ahmad untuk dipasarkan melalui kehebohan yang dihadirkan sebagai efek dari dunia media sosial dan selebriti, maka orang ramai berbicara betapa banyak koleksi mobil Raffi Ahmad sehingga awampun menakar kekayaan yang dia miliki.
Yang hebat, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melalui akun media sosial membuat tautan yang mengingatkan Raffi Ahmad soal kewajiban melaporkan aset mobil yang dia punya bila memang itu mobil punya dia sendiri. Tim Humas DJP yang cerdas membuat tautan tersebut sehingga menjadi berita ramai di media sosial sampai Raffi Ahmad melakukan klarifikasi langsung ke Dirjen Pajak. Klarifikasi terbuka terjadi dan saya mengapresiasi kecerdasan anak-anak muda DJP yang mengelola media sosial resmi DJP yang jeli mengelola isu membangun kesadaran generasi milenial dan masyarakat awam lainnya untuk mempunyai kesadaran dan tanggung jawab dalam membayar pajak.
"Bagi saya proses tersebut sangat keren, kekinian tanpa menghilangkan subtansi kewajiban perpajakan yang sebenarnya. Menggeser isu-isu selebrasi pada kasus Raffi Ahmad menjadi isu subtansial kewajiban pajak semata adalah sebuah kenyinyiran tidak perlu yang harus dihindari," ujarnya.
Tidak perlu kemudian jadi perdebatan seakan Raffi Ahmad diistimewakan karena klarifikasinya langsung ke Dirjen Pajak karena selebriti harus diberikan ruang untuk selebrasi bagi ketenaran namanya dan ongkos selebrasi untuk membangun kesadaran membayar pajak dengan momentum tersebut terbayarkan. Berikan panggung pada ketenaran karena ketenaran memang butuh panggung pengharum nama. "Ini bukan sebuah pengistimewaan semata. Ini cara cerdas memanfaatkan panggung yang tadinya mahal menjadi berharga murah dan irit biaya," tambahnya.
Ia menambahkan bahwa Dirjen Pajak Ken Dwijugiastedi juga keren karena memberikan ruang kepada anak-anak muda mengaktualisasikan kehidupan dunia milenial pada aktivitas birokrasi yang sering kaku pada aturan. Tidak mudah menjadi birokrat yang lentur pada isu-isu kekinian yang makin keluar dari pakem kehidupan.
Menurutnya, kalau saat ini dunia tidak adil karena orang pamer kekayaan dengan sangat nyata di dunia maya lewat akun-akun mereka di media sosial biarkanlah itu sebagai realitas kehidupan nyata yang memang tidak bisa kita lawan frontal sebagai produk peradaban. Itulah kenapa peran negara harus hadir sebagai penyeimbang kesenjangan sosial tersebut lewat pajak. Ketidak adilan yang akan menjadi adil ketika negara menjalankan peran mensejahterahkan rakyat lewat pajak yang mereka kumpulan lalu disalurkan lewat program pembangunan.
Baca Juga: KPK-Dirjen Pajak Tak Bahas Kasus Suap Pajak PT EKP
"Saya sangat ikut bangga dengan cara anak muda pajak mengelola isu membangun kesadaran membayar pajak generasi milenial," tutup Misbakhun.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Laba Melejit 22 Persen, MBMA Makin Perkasa di Bisnis Nikel Terintegrasi
-
6 Perbedaan Tabungan Konvensional dan Syariah, Mana yang Lebih Sesuai untuk Anda?
-
Pengusaha Sebut Formula Upah Minimum 2026 Bikin Lapangan Kerja Baru Sulit Tercipta
-
Dukung Pemulihan Ekonomi Aceh, BSI Siapkan Restrukturisasi Pembiayaan
-
Isu Damai Ukraina Redam Efek Blokade Tanker Venezuela, Begini Dampaknya ke Harga Minyak
-
Purbaya Klaim Investor Asing Makin Banyak Tanam Modal ke Indonesia, Ini Buktinya
-
BRI Peduli Salurkan Bantuan Darurat di 40 Titik Bencana Wilayah Sumatra
-
Perubahan Skema Pupuk Subsidi Dinilai Dorong Transparansi
-
Mulai Bangkit, Rupiah Beri Tekanan pada Dolar ke Level Rp16.706
-
Penggunaan Dolar AS Mulai Ditinggalkan, Indonesia-Jepang Pilih Mata Uang Lokal