Di sektor pemasaran dan niaga, penjualan bahan bakar minyak (BBM) PT Pertamina pada semester pertama 2017 mengalami kenaikan 4 persen menjadi 32,60 juta kiloliter (KL.) Demikian pula, penjualan non-BBM berupa gas domestik, petrokimia, dan pelumas naik 6 persen pada semester pertama 2017 menjadi 7,82 juta KL.
"Peningkatan porsi penjualan BBM nonsubsidi juga berkontribusi pada kenaikan revenue Pertamina sepanjang semester pertama 2017," kata Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik, di Jakarta, Rabu (16/8/2017).
Mulai Juni 2016, porsi penjualan BBK Perta Series jenis gasoline (Pertamax, Pertamax Plus/Turbo, Pertamax Racing dan Pertalite) baru mencapai 18,9 persen dan Premium 81,1 persen. Namun, per Juni 2017, porsi penjualan BBK Perta Series jenis gasoline melonjak dan sudah melampaui Premium yakni 57,6 persen berbanding 42,4 persen. Sementara, porsi penjualan BBK jenis diesel (Pertamina Dex dan Dexlite) per Juni 2017 mencapai 3,6 persen atau naik dibandingkan posisi Juni 2016 yang hanya 1,2 persen.
Untuk kinerja pengolahan pada semester pertama 2017, total intake terealisasi 157,06 juta barel (MMBbl), total output 148,6 MMBbl, volume valueable product 122,64 MMBbl, dan yield valuable product to total intake 78,09 persen.
Adapun, program refinery development master plan (RDMP) yang dilaksanakan di empat kilang yakni Balikpapan, Kaltim; Balongan, Jabar; Cilacap, Jateng; dan Dumai, Riau serta grass root refinery (GRR) di dua lokasi yaitu Tuban, Jatim dan Bontang, Kaltim, masih berjalan sesuai jadwal. RDMP Balikpapan dalam tahap finalisasi tahapan FEED.
"Adapun kinerja gas sepanjang semester pertama 2017 untuk transportasi tercatat 253,1 miliar kaki kubik (BSCF) dan penjualan gas alam cair (LNG) terealisasi 258,01 juta MMBTU," jelas Manik.
Di sisi lain, untuk mengantisipasi faktor eksternal itu, Pertamina tetap menjalankan program efisiensi perusahaan dan penciptaan nilai tambah melalui break through project (BTP) yang sudah mencatat 360 juta dolar Amerika Serikat (AS), serta inisiatif strategis lainnya. Efisiensi dan inovasi yang dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan menjadi kunci Pertamina menghadapi situasi industri migas global yang belum juga membaik.
"Untuk Program Indonesia Satu Harga, Pertamina telah berhasil mendirikan lembaga penyalur BBM di 25 titik wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) per Juli 2017. Sesuai rencana, Program Indonesia Satu Harga ditargetkan mencapai 159 titik wilayah 3T hingga 2019," tutup Manik.
Baca Juga: Semester I 2017, Laba Bersih Pertamina Turun 24 Persen
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T