Suara.com - Kisah kegagalan calon jamaah umroh First Travel masih menyisakan masalah. Belum ada solusi bagi sekitar 35.000 jamaah yang gagal berangkat ke tanah haram. Apakah First Travel bisa memberangkatkan jamaahnya, mengingat dana tersisa di rekening perusahaanya hanya jutaan rupiah. Dana tersebut sangat tidak sebanding dengan kerugian jamaah yang diperkirakan mencapai Rp 500 miliar, data menurut kepolisian.
Asal muasal masalah ini berasal dari tawaran first travel yang kelewat murah: hanya Rp14 juta. Namanya juga konsumen, mereka sangat sensitif dengan harga. Dengan harga super murah tersebut, jamaah tentu tertarik mendaftar ke First Travel. Apalagi jamaah tersebut baru pertama kali ke luar negeri, dan berada di pedesaan yang minim informasi.
Biaya umroh sebesar Rp14 juta per orang untuk sekali berangkat yang rata-rata menghabiskan waktu 7 hingga 9 hari itu jelas jauh di bawah harga pasar. Saat ini biaya umroh termurah masih sekitar Rp17 juta per orang, dengan akomodasi dan pesawat ekonomis. Biaya umroh yang wajar adalah sekitar Rp20 jutaan hingga Rp30 jutaan, tergantung akomodasi dan jenis pesawat yang ingin digunakan.
Sebenarnya kasus seperti First Travel bukan kali pertama terjadi. Sudah banyak kasus kegagalan berangkat yang dialami oleh jamaah umroh gara-gara salah urus hingga penyimpangan yang terjadi di biro travel. Namun masih ada saja masyarakat yang tertipu dengan berbagai macam iming-iming perusahaan biro travel dan umroh abal-abal.
Dus, masyarakat perlu mengenali mana biro travel yang patut dipercaya dan mana yang abal-abal sehingga tak patut dipercayai. Belajar dari banyak kasus kegagalan berangkat, seperti dikumpulkan oleh situs perbandingan Halomoney.co.id:
1. Harga sangat miring
Belajar dari kasus First Travel, harga paket umroh yang sangat murah dibandingkan tour and travel lainnya, adalah ciri paling mencolok untuk melihat kredibilitas perusahaan penyelenggara umroh. Dari harga rata-rata sekitar Rp20 juta, First Travel menawarkan biaya umroh hanya Rp14 juta per orang. Saat ini saja, biaya paling murah, dari riset Halomoney dari sejumlah situs penyelenggaran umroh, adalah Rp17 juta.
Jika ada penyelenggara umroh menawarkan biaya umroh dengan harga sangat miring seperti dilakukan First Travel, seharusnya Anda tidak lantas percaya. Bahkan Anda patut curiga dengan kredibilitas penyelenggara umroh tersebut. Patutlah Anda bertanya ke perusahaan tersebut, dengan dana semurah itu, bagaimana perusahaan akan membiayai kebutuhan jamaah?
2. Mentransfer uang ke rekening pribadi
Banyak kerugian yang diderita jamaah umroh karena salah urus dalam hal keuangan. Salah satu tandanya, nasabah diminta mentransfer ke rekening pribadi para agen marketing atau pemasar. Seharusnya, nasabah mengirim dana tanda jadi ke rekening perusahaan, sebagai bukti sah pembayaran. Jika dikirim ke rekening pribadi, besar kemungkinan dananya tidak diteruskan ke perusahaan travel, namun digunakan untuk kepentingan pribadi. Selain itu, perusahaan penyelenggara umroh akan mudah berkilah dananya tidak diterima perusahaan sehingga posisi konsumen sangat lemah.
3. Tidak transparan
Salah satu tanda manajemen perusahaan penyelenggara umroh yang baik adalah menerapkan manajemen yang transparan atau terbuka kepada jamaah. Terutama terbuka dalam hal pengelolaan keuangan dan fasilitas bagi jamaah. Misalnya, dengan biaya yang disetorkan jamaah, perusahaan penyelenggara umro akan memberikan apa kepada jamaah. Semakin detail dan jelas, semakin meningkatkan kepercayaan jamaah.
Selain itu, sejauh mana perusahaan memberikan bukti-bukti legal tentang perusahaan. Seperti surat izin pendirian perusahaan, surat keanggotaan perusahaan dalam asosiasi umroh, hingga surat perpajakan. Jika ada bukti prestasi yang pernah diraih perusahaan, tentu akan semakin baik. Sebaliknya, Anda boleh meragukan kredibilitas perusahaan yang tak mau memberikan berbagai surat izin perusahaan kepada calon jamaah.
4. Usia baru seumur jagung
Kebanyakan kasus kegagalan berangkat ke tanah suci menimpa jamaah umroh pada perusahaan travel yang baru berdiri satu atau dua tahun terakhir. Namun tidak semua perusahaan penyelenggara umroh yang baru seumur jagung itu jelek. Sepanjang perusahaan tersebut memiliki jaringan atau diakui keberadaannya oleh asosiasi penyelenggara umroh, misalnya, jamaah dapat sedikit mempercayai perusahaan tersebut.
Di sisi lain, tidak semua perusahaan penyelenggara umroh yang telah lama berdiri itu benar-benar dapat dipercaya. Sebaiknya Anda melihat pertumbuhan peserta umroh di perusahaan tersebut, atau perkembangan usaha perusahaan secara keseluruhan. Semakin banyak jamaah yang berangkat ke tanah suci setiap, perusahaan tersebut bisa dipandang cukup dipercaya oleh masyarakat.
Begitulah salah satu cara agar nasabah bisa mengenali perusahaan penyelenggara umroh yang baik. Jangan sampai dana yang telah ditabung sekian tahun, raib begitu saja akibat Anda tidak hati-hati, hanya tergiur oleh iming-iming harga paket yang murah. Gunakan situs Halomoney.co.id untuk mendapatkan informasi dan perbandingan produk keuangan terpercaya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya