Suara.com - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan gejolak di semenanjung Korea yang dipicu penggunaan senjata nuklir Korea Utara, belum mengganggu stabilitas pasar keuangan domestik, terutama aliran dana masuk yang masih menopang nilai tukar rupiah.
Agus di Gedung DPR Jakarta, Selasa mengatakan kurs rupiah terhadap dolar AS justru mengalami apresiasi pada awal September 2017 sebesar 0,85 persen.
"Stabilitas nilai tukar kita masih ada di rentang yang volatilitas yang stabil malah rupiah dapat dikatakan apresiasi terhadap dolar AS 0,85 persen," ujar dia.
Selain itu, aliran dana masuk (capital inflow) ke pasar domestik sejak Januari 2017 hingga awal September 2017 juga masih cukup deras yakni sebesar Rp131 triliun, meskipun angka itu lebih rendah dibanding periode sama tahun lalu yang didukung pelaksanaan amnesti pajak (tax amnesty). Periode sama di 2016, aliran dana masuk mencapai Rp150 triliun.
Meskipun belum berdampak, Agus mengatakan krisis di semenanjung Korea menjadi perhatian utama BI sebagai faktor eksternal, saat Bank Sentral menentukan kebijakan pada sisa tahun.
"Kita tidak harapkan ada ekskalasi, tapi kita sudah identifikasi sebagai risiko geopolitik," ujar dia.
Tekanan lainnya dari eksternal yang terus dicermati Bank Sentral adalah rencana penurunan neraca Bank Sentral AS The Federal Reserve. Pada 2018, tekanan dari kebijakan The FEd tersebut diperkirakan masih menyisakan dampak volatilitas di pasar keuangan.
"Belum bisa kita ikuti tapi kalau 2018 akan ditandai dengan penurunan dari balance sheet (neraca) the fed dan fed fund rate masih mungkin naik," ujar dia.
Pada Senin (28/8) waktu setempat atau Selasa dini hari WIB, Korea Utara meluncurkan rudal jarak menengah yang melintasi wilayah udara Jepang, dan mendarat di Samudera Pasifik, wilayah lepas pantai Hokkaido.
Insiden yang dinilai provokatif itu disusul dengan uji coba bom hidrogen pada awal September 2017 ini yang memicu gempa bumi berkekuatan 6 Skala Ritcher.
Adapun sejak 29 Agustus 2017 hingga 5 September 2017, berdasarkan kurs refrensi Jakarta Interbank Spot Dolar AS (Jisdor), nilai tukar rupiah relatif terjaga di rentang Rp13.340-Rp13.350 per dolar AS. [Antara]
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sinyal Kuat Menkeu Baru, Purbaya Janji Tak Akan Ada Pemotongan Anggaran Saat Ini
-
Lampung Jadi Pusat Energi Bersih? Siap-Siap Gelombang Investasi & Lapangan Kerja Baru
-
Dirut Baru Siap Bawa Smesco ke Masa Kejayaan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Di Tengah Badai Global, Pasar Obligasi Pemerintah dan Korporasi Masih jadi Buruan
-
Telkomsel, Nuon, dan Bango Kolaborasi Hadirkan Akses Microsoft PC Game Pass dengan Harga Seru
-
Sosok Sara Ferrer Olivella: Resmi Jabat Kepala Perwakilan UNDP Indonesia
-
Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman
-
Netmonk dari PT Telkom Indonesia Berikan Layanan Monitoring Jaringan Mandiri
-
Tantangan Berat Tak Goyahkan PGAS: Catat Laba Bersih Rp2,3 Triliun di Tengah Gejolak Global