Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menilai mayoritas petani usaha rumah tangga masih mengandalkan modal kredit dari lembaga keuangan nonbank.
Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI Yeni Saptia di Jakarta, Jumat (22/9/2017), memaparkan berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2016, mayoritas petani tersebut yang sekitar 52 persen, masih mengandalkan modal sendiri, koperasi, kerabat, dan lembaga keuangan nonbank lainnya.
"Bank belum tertarik menyalurkan kredit ke sektor pertanian. Hanya sekitar 15 persen petani yang mengakses kredit bank, sedangkan mayoritas 52 persen mengandalkan nonbank," katanya.
Sekitar 33 persen petani lainnya mengandalkan kredit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan kredit usaha rakyat (KUR).
Yeni menjelaskan bahwa masalah utama yang dihadapi untuk mendorong peningkatan prodiktivitas pangan adalah terbatasnya akses petani terhadap sumber-sumber pembiayaan, terutama dari lembaga keuangan formal.
Menurut dia, ada empat faktor pemasalahan program kredit melalui perbankan di sektor pertanian, yakni pemberian kredit yang tidak tepat sasaran, subsidi bunga, prosedur yang birokratis, dan tingginya risiko dari "moral hazard".
Keempat faktor tersebut membuat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bank menjadi tinggi, target tidak terpenuhi, dan pemberian kredit tidak berkelanjutan.
Sementara itu, umumnya petani yang sudah mengakses kredit perbankan memiliki agunan atau jaminan aset.
Kemudian, ada juga ketua Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) yang bersedia menjaminkan asetnya agar anggota petani dapat mendapatkan modal.
"Ada ketua Gapoktan yang menjamin dari asetnya sehingga bisa mengakses kredit, tetapi atas namanya kan satu, sementara petani-petani rumah tangga kita banyak yang belum akses kredit karena tidak memiliki jaminan," ungkapnya.
Berdasarkan subsektornya, tanaman tebu lebih banyak mendapatkan akses kredit, sedangkan tanaman pangan baru sekitar 1,7 persen. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar