Suara.com - Harga jual biji kopi tingkat petani di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menjelang akhir tahun 2017 mengalami penurunan sebesar Rp2.000 per kilogram.
Menurut keterangan Halip (90), warga Desa Air Dingin, Kecamatan Sindang Kelingi, Rabu (19/12/2017), saat ini harga kopi bijian di wilayah itu tidak stabil, bisa naik dan turun dalam beberapa hari saja.
"Biasanya harga biji saat ini dibeli oleh para pengumpul yang masuk ke desa kami Rp22.000 per kg, tapi sejak beberapa hari ini harganya turun menjadi Rp20.000. Harga kopi ini turun karena para toke kopinya akan tutup pembukuan karena tahun 2017 akan berakhir," katanya, seperti diwartakan Antara.
Kendati harga biji kopi saat ini mengalami penurunan, namun kalangan petani di daerah tersebut kata dia, tetap menyukurinya karena harga jual ini tergolong masih tinggi jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lewat.
Halip yang mengolah lahan seluas satu hektare ini mengaku setiap kali musim panen tiba antara Juni sampai November bisa menghasilkan 1,5 ton biji kopi kering yang jika dijual dengan harga sekarang berkisar Rp30 juta.
"Buah kopi ini bisa saja lebih banyak dihasilkan jika saya rajin melakukan pemupukan. Tetapi karena usia sudah tidak memungkinkan lagi sehingga kebun kopinya saya biarkan tumbuh alami, dan hanya dilakukan pembersihan ranting maupun rumput saja," ungkapnya.
Kalangan masyarakat Desa Air Dingin kata Halip, selain menjual biji kopi yang sudah kering juga biasa menjual kopi mentah atau yang masih hijau dengan harga jual Rp3.000 per kg. Hal ini terpaksa mereka lakukan jika sudah tidak memiliki uang sementara menunggu kopi kering membutuhkan waktu hingga seminggu, bahkan jika musim hujan turun bisa sampai satu bulan baru bisa kering.
Sementara itu Dedi (43) warga Desa Air Dingin lainnya mengatakan, kendala yang mereka hadapi saat ini selain harga jual kopi yang tidak tetap juga maraknya aksi pencurian buah kopi di batang maupun biji kopi yang sudah dipanen saat mereka simpan di pondok dalam kebun.
"Kalau lagi musim kopi terpaksa harus ditunggu, kalau tidak kopinya akan habis diambil pencuri. Aksi pencurian buah kopi ini sangat meresahkan, karena selain mengambil buah kopi di batang mereka juga sering mengambil kopi yang sudah kami panen saat disimpan di pondok," tutup Dedi.
Baca Juga: Minum Kopi di Pagi Hari Ternyata Kurang Tepat Lho!
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
- 5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
Pilihan
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
-
7 Langkah Investasi Reksa Dana untuk Kelola Gaji UMR agar Tetap Bertumbuh
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
Terkini
-
Purbaya Sebut Dana Badan Rehabilitasi Bencana Bersumber dari APBN
-
Purbaya Ogah Alihkan Dana MBG demi Atasi Bencana Banjir Sumatra
-
Penggunaan Keuangan Digital Meningkat, Volume Transaksi QRIS Tembus Rp1.092 Triliun
-
Tutup Tahun, 7 Bank RI Tumbang
-
Purbaya Pakai Uang Korupsi Sitaan Kejagung Rp 6,6 Triliun buat Tambal Defisit APBN
-
Industri Pulp & Kertas RI Tembus Ekspor USD 8 Miliar, Kemenperin Bilang Begini
-
OJK Gandeng KSEI Permudah Izin Reksadana, Apa Untungnya?
-
Dari Ibu Rumah Tangga Biasa, Peni Sulap Dusun Terpencil Jadi Pusat Keuangan Berkat AgenBRILink
-
98 Persen Jaringan BSI Agen di Aceh Pulih dan Kembali Beroperasi Layani Masyarakat
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam