Suara.com - Guru Besar Fakultas Pertanian di Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dwi Andreas Santoso menegaskan bahwa produksi beras nasional pada tahun 2017 memang mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016. Oleh sebab itu, menurutnya kebijakan impor beras yang dilakukan Kementerian Perdagangan bisa dipahami.
"Menurut kajian kami, produki beras tahun 2017 lebih rendah dibanding 2016. Kami pada bulan Juli 2017, melalui jaringan Bank Benih dan para kelompok tani, melakukan pengamatan dari Jawa Barat sampai Tabanan, Bali. Banyak sekali gangguan dalam pertanian tahun 2017," kata Andreas saat dihubungi Suara.com, Senin (15/1/2018).
Selain itu, harga beras pada bulan Januari - Maret 2017 masih tinggi. Harga beras kemudian jatuh pada bulan April 2017 karena ada panen raya. Tetapi bulan Mei - Juni 2017 kembali naik," ujarnya.
Namun pada Juli 2017, muncul peristiwa skandal kasus beras PT IBU. Banyak pedagang beras didatangi Satgas Pangan dan aparat kepolisian. Akibatnya banyak pedagang beras tidak berani menahan pasokan beras dalam jumlah besar di gudang. Stok beras banyak dilepas ke pasar sehingga harga beras menurun.
Hanya saja pada bulan Agusuts hingga Oktober 2017, harga beras kembali naik. Kenaikan harga beras periode ini sangat kecil. Kondisi ini disebabkan Satgas Pangan yang dibentuk pemerintah sangat aktif melakukan razia di gudang - gudang beras sehingga banyak pedagang tidak berani menimbun beras. "Manajemen stok mereka juga jadi kacau balau," ujarnya.
Andreas mengakui dirinya sudah mengingatkan pemerintah kondisi ini bisa jadi bom waktu jika terus dibiarkan. Sejak Juli 2017, sudah ia peringatkan tentang bahaya penurunan produksi beras.
"Akhirnya sejak November sampai Januari 2018 harga beras tidak tertolong lagi. Ini sejarahnya kenapa akhirnya pemerintah sekarang memutuskan melakukan impor beras pada bulan ini," tutupnya.
Berita Terkait
-
Satgas Pangan Cek 61 Titik, Temukan Satu Pedagang di Jakarta Jual Beras di Atas HET
-
Presiden Prabowo Lantik Arif Satria dan Amarulla Octavian Pimpin BRIN
-
4 Milky Toner dengan Ekstrak Beras, Rahasia Wajah Auto Cerah dan Kenyal!
-
Promo Superindo Hari Ini 30 Oktober 2025: Diskon Minyak Goreng hingga Popok Bayi
-
Promo Superindo Hari Ini: Panduan Lengkap Belanja Hemat 27-30 Oktober 2025
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
10 Aplikasi Beli Saham Terbaik untuk Investor Pemula, Biaya Transaksi Murah
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Mau Tinggalkan Batu Bara, Emiten TOBA Fokus Bisnis Energi Terbarukan
-
KOWANI Gandeng SheTrades: Rahasia UMKM Perempuan Naik Kelas ke Pasar Global!
-
Harga Perak Antam Naik Berturut-turut, Melonjak Rp 27.664 per Gram Hari Ini
-
Waspada! Rupiah Tembus Rp16.714, Simak Dampak Global dan Domestik Ini
-
Emas Antam Lagi Tren Naik, Harganya Kini Rp 2.367.000 per Gram
-
IHSG Bangkit di Awal Sesi, Cek saham-saham yang Cuan
-
Waduh, Potensi Kerugian Akibat Serangan Siber Tembus Rp 397,26 Kuadriliun
-
Bank Mandiri Kucurkan Rp 38,11 Triliun KUR hingga Oktober 2025